Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SEOUL. Tingkat inflasi yang disebabkan kenaikan harga impor di Korea Selatan (Korsel) pada bulan September diperkirakan akan tetap berada di atas 40%. Kondisi ini semakin diperparah dengan semakin melemahnya nilai won akibat penurunan harga minyak.
Asal tahu saja, berdasarkan data dari Bank of Korea, harga barang-barang impor di Negeri Ginseng itu pada bulan lalu sudah naik 42,6% dibanding tahun sebelumnya. Kenaikan tersebut sama dengan kenaikan yang terjadi pada Agustus lalu.
Pada bulan September, harga impor bahan-bahan baku mengalami kenaikan 59,1% dibanding periode yang sama tahun lalu. Meski demikian, jika dibandingkan Agustus lalu yang mencapai 73,2%, angka tersebut jauh lebih moderat.
Tahun ini, nilai won yang sudah melemah 25% ikut mendorong kenaikan inflasi karena kenaikan harga barang-barang impor. Hal ini pula yang menyebabkan dilema pada bank sentral dalam menerapkan kebijakannya.
Akhirnya, pada bulan ini, Bank of Korea memangkas tingkat suku bunga untuk pertama kalinya dalam empat tahun. Kebijakan itu dilakukan menyusul langkah serupa yang dilakukan oleh bank-bank sentral dunia lainnya yang ditujukan untuk mengatasi krisis finansial global.
Catatan saja, perekonomian Korsel pada kuartal lalu mengalami pertumbuhan 4,8% dibanding tahun sebelumnya. Pertumbuhan tersebut merupakan yang paling lambat dalam setahun belakangan yang disebabkan adanya pemangkasan pengeluaran oleh konsumen karena tingginya biaya hidup.