kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   23.000   1,23%
  • USD/IDR 16.425   5,00   0,03%
  • IDX 7.156   61,65   0,87%
  • KOMPAS100 1.042   11,99   1,16%
  • LQ45 813   10,32   1,29%
  • ISSI 224   1,28   0,58%
  • IDX30 424   4,95   1,18%
  • IDXHIDIV20 505   2,98   0,59%
  • IDX80 117   1,42   1,22%
  • IDXV30 119   0,29   0,25%
  • IDXQ30 139   1,52   1,11%

Korsel Optimis Perekonomian Bakal Stabil


Rabu, 03 September 2008 / 12:51 WIB


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

SEOUL. Deputy Minister Korea Selatan (Korsel) Shin Je Yoon optimistis bahwa mata uang won, obligasi dan pasar saham di negaranya akan kembali stabil. Pernyataan tersebut diungkapkan Shin Je menyusul adanya kekhawatiran investor bahwa perekonomian Korsel saat ini sedang menghadapi krisis akut. 

Sekadar informasi, sepanjang tahun ini, nilai won sudah anjlok sekitar 19%. Itu merupakan penurunan terburuk di kawasan Asia. Tingginya tingkat inflasi dan perlambatan ekonom di Negeri Ginseng itu memicu para investor menarik dananya dan memindahkannya ke negara lain.

Selain itu, pada kuartal II 2008, perekonomian Korsel hanya tumbuh 4,8% dibanding tahun sebelumnya. Angka tersebut merupakan pertumbuhan yang terendah dalam setahun terakhir. Kondisi lain yang menunjukkan memburuknya perekonomian Korsel adalah adanya defisit terbesar pada neraca perdagangan bulan Juli lalu.

Meski demikian, Shin tetap optimis neraca perdagangan akan kembali membaik mulai bulan September ini. “Dan ada kemungkinan pemintaan dan penawaran dalam pasar mata uang juga akan kembali membaik dalam jangka waktu menengah-panjang,” kata Shin.

Menurut Shin, seharusnya, tidak ada yang perlu dikhawatirkan oleh investor karena situasi saat ini benar-benar berbeda dari krisis finansial yang terjadi pada 1997 lalu. “Saya mengakui, saat ini Korsel memang tengah menghadapi kesulitan, namun bukan krisis,” jelas Shin kepada wartawan di Gwacheon, hari ini.

Hal senada juga diungkapkan Moody’s Investors Service. Moody’s bilang, bahwa kasus yang dialami Korsel saat ini tidak sama dengan krisis ekonomi tahun 1997. Pada waktu itu, Korsel harus meminjam dana sebesar US$ 57 miliar kepada International Monetary Fund (IMF) dan nilai mata uang won terpangkas hingga separuhnya. 

Bloomberg, Reuters




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×