Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Presiden Rusia Vladimir Putin diperkirakan tidak akan mengindahkan ultimatum Presiden AS Donald Trump yang memberi tenggat hingga Jumat untuk menyetujui gencatan senjata di Ukraina.
Putin tetap pada tujuannya merebut penuh empat wilayah Ukraina: Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, dan Kherson, menurut sumber dekat Kremlin.
Trump mengancam akan menjatuhkan sanksi baru dan tarif 100% kepada negara pembeli minyak Rusia, termasuk China dan India, jika Putin tak menyepakati gencatan senjata.
Namun, Putin skeptis sanksi tambahan akan berdampak signifikan setelah lebih dari tiga tahun tekanan ekonomi. Meski tidak ingin merusak peluang perbaikan hubungan dengan AS, Putin lebih mengutamakan tujuannya di Ukraina.
Baca Juga: Ultimatum Trump: Putin Harus Setujui Gencatan Senjata Ukraina dalam 10 atau 12 hari
“Jika Putin berhasil menguasai empat wilayah itu, ia bisa menyatakan perang telah mencapai tujuannya,” kata James Rodgers, penulis buku The Return of Russia.
Negosiasi Rusia-Ukraina sejak Mei hanya membahas pertukaran kemanusiaan dan belum menghasilkan substansi. Rusia menginginkan Ukraina angkat kaki dari keempat wilayah tersebut, menetapkan status netral, dan membatasi kekuatan militernya, syarat yang ditolak Kyiv.
Putin menyebut negosiasi itu “positif,” tapi prosesnya terhambat perbedaan mendasar kedua pihak.
Sebagai sinyal masih terbuka ruang kompromi, utusan Trump, Steve Witkoff, dijadwalkan mengunjungi Moskow minggu ini. Kunjungan ini menyusul memanasnya retorika kedua negara, termasuk keputusan Rusia mencabut moratorium atas rudal nuklir jarak menengah.
Sementara itu, Trump mulai menunjukkan ketidaksabaran terhadap Putin, menyebut pemboman Rusia di kota-kota Ukraina sebagai “menjijikkan.” Kremlin menolak mengomentari pernyataan Trump, meski menyatakan mencatatnya.
Baca Juga: Putin Beri Trump Ruang Mengklaim Kemajuan Perdamaian Ukraina
Perdana Menteri Ukraina, Yulia Svyrydenko, menyerukan tekanan internasional maksimum setelah serangan udara Rusia di Kyiv menewaskan 31 orang, termasuk lima anak. Juru bicara Gedung Putih menegaskan Trump berupaya menghentikan pembunuhan lewat sanksi dan tekanan keras.
Putin diyakini masih ingin memperbaiki hubungan dengan AS, namun tidak berniat menghentikan perang saat ini karena pasukan Rusia tengah bergerak maju. Ia juga khawatir rakyat dan militernya tidak akan memahami jika perang dihentikan saat momentum di tangan Rusia.
Rusia saat ini menguasai sekitar 20% wilayah Ukraina, dan dalam tiga bulan terakhir merebut 502 km², termasuk 5.000 km² sejak awal 2024. Meski kemajuan teritorial relatif kecil, Staf Umum Rusia memperkirakan garis depan Ukraina akan runtuh dalam dua hingga tiga bulan ke depan.