kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.016.000   36.000   1,82%
  • USD/IDR 16.866   -56,00   -0,33%
  • IDX 6.504   57,86   0,90%
  • KOMPAS100 935   7,84   0,85%
  • LQ45 727   5,16   0,71%
  • ISSI 208   1,54   0,75%
  • IDX30 376   1,35   0,36%
  • IDXHIDIV20 455   1,88   0,42%
  • IDX80 106   0,85   0,81%
  • IDXV30 112   0,92   0,83%
  • IDXQ30 123   0,19   0,16%

Putin Beri Trump Ruang Mengklaim Kemajuan Perdamaian Ukraina


Rabu, 19 Maret 2025 / 13:59 WIB
Putin Beri Trump Ruang Mengklaim Kemajuan Perdamaian Ukraina
Presiden Rusia Vladimir Putin berjalan melewati pasukan kehormatan sebelum pertemuan dengan rekanannya dari Tajikistan Emomali Rahmon di Moskow, Rusia, 17 Maret 2025.


Sumber: BBC | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan konsesi terbatas kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam pembicaraan mengenai perdamaian di Ukraina. 

Dalam percakapan telepon yang berlangsung lebih dari dua jam pada Senin (18/3/2025), Putin menjanjikan penghentian serangan terhadap infrastruktur energi Ukraina selama 30 hari. 

Meskipun langkah ini dapat memberikan sedikit kelegaan bagi warga sipil, hal tersebut masih jauh dari gencatan senjata penuh yang diinginkan AS.

Baca Juga: Putin Sepakati Penghentian Serangan ke Fasilitas Energi Ukraina Selama 30 Hari

Trump dapat mengklaim adanya kemajuan dalam upaya perdamaian, tetapi perang di Ukraina tetap berlanjut. 

Putin, yang telah didakwa sebagai tersangka penjahat perang oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC), kini mendapat kesempatan untuk kembali ke panggung politik global setelah bertahun-tahun menjadi negara paria di Barat.

Media pemerintah Rusia melaporkan bahwa pembicaraan antara kedua pemimpin mencakup berbagai topik, termasuk hoki es, yang tampaknya ditujukan untuk audiens domestik Rusia. 

Kremlin juga menyebutkan bahwa mereka membahas perdamaian Timur Tengah dan keamanan global.

Sebelum panggilan ini, muncul spekulasi apakah Trump akan menekan Rusia untuk segera menyetujui gencatan senjata. Namun, laporan dari kedua negara tidak menunjukkan adanya perubahan signifikan. 

Baca Juga: Putin Puji Trump Seorang Pemberani, Sebut Rusia Siap Berdialog

Rusia tetap menyatakan keinginannya untuk mencapai perdamaian, tetapi tidak menunjukkan langkah nyata untuk menghentikan serangan militer. 

Sebaliknya, Rusia mengajukan syarat yang dapat melemahkan posisi Ukraina, termasuk penghentian pasokan senjata dan intelijen dari negara-negara sekutu Kyiv.

Bagi Ukraina, pembicaraan ini menjadi bukti bahwa Rusia belum berniat mengakhiri invasinya. Sementara itu, diplomasi AS menghadapi tantangan besar dalam upaya menghentikan konflik. 

Baca Juga: Volodymyr Zelenskyy Ragu Donald Trump Mampu Hentikan Perang di Ukraina

Di sisi lain, Kremlin dapat menganggap hari itu sebagai keberhasilan diplomatik, sesuatu yang sulit dibayangkan sebelum Trump kembali ke Gedung Putih.

Selanjutnya: Rupiah Masih Tertekan, Di Sesi Pertama Rabu (19/3) Merosot ke Level Rp 16.529,40

Menarik Dibaca: Ternyata Ini Gejala Asam Lambung Naik ke Kepala dan Cara Mengatasinya



TERBARU

[X]
×