Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
Analis Barat mengakui Rusia meraih kemajuan, meski perlahan dan dengan korban besar. Kondisi medan dan urbanisasi juga memperlambat gerak Moskow. Namun, di area lain, pasukan Rusia diperkirakan akan bergerak lebih cepat.
Sumber Kremlin menyebut ancaman sanksi Trump menyakitkan namun bukan bencana.
Mereka meragukan Trump akan benar-benar menindaklanjutinya, mengingat pernah mengancam tapi kemudian mundur. Ada pula keraguan apakah China akan patuh pada tekanan Trump.
Baca Juga: Proposal Perdamaian AS: Donald Trump Usulkan Rusia Tetap Kuasai Wilayah Ukraina
Meski sanksi sebelumnya telah memukul pendapatan energi dan investasi asing Rusia, kemampuan militernya tetap terjaga.
Dukungan amunisi dari Korea Utara dan komponen cadangan dari China memungkinkan produksi senjata terus meningkat. Kremlin pun berkali-kali menyatakan Rusia "kebal" terhadap sanksi.
Trump sendiri mengakui kecanggihan Rusia dalam menghindari sanksi. “Mereka cukup licik, jadi kita lihat nanti,” katanya.
Putin juga diketahui menolak tawaran AS pada Maret lalu, yang mencakup pencabutan sanksi, pengakuan atas Krimea, dan wilayah lain yang dikuasai sejak 2022 sebagai imbalan gencatan senjata.
Sumber menyebut tawaran itu sebagai “peluang fantastis,” namun menghentikan perang dianggap jauh lebih sulit ketimbang memulainya.