kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.950.000   -9.000   -0,46%
  • USD/IDR 16.378   -25,00   -0,15%
  • IDX 7.528   13,16   0,18%
  • KOMPAS100 1.061   0,59   0,06%
  • LQ45 794   -2,59   -0,33%
  • ISSI 255   1,03   0,41%
  • IDX30 413   -1,92   -0,46%
  • IDXHIDIV20 471   -3,42   -0,72%
  • IDX80 119   -0,21   -0,18%
  • IDXV30 123   -0,64   -0,51%
  • IDXQ30 132   -0,92   -0,69%

Putin Ragukan Ultimatum Trump, Tetap Incar Empat Wilayah Ukraina


Selasa, 05 Agustus 2025 / 21:14 WIB
Putin Ragukan Ultimatum Trump, Tetap Incar Empat Wilayah Ukraina
ILUSTRASI. Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan pertemuan bilateral di puncak para pemimpin G20 di Osaka, Jepang, 28 Juni 2019. Presiden Rusia Vladimir Putin diperkirakan tidak akan mengindahkan ultimatum Presiden AS Donald Trump yang memberi tenggat hingga Jumat.


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

Analis Barat mengakui Rusia meraih kemajuan, meski perlahan dan dengan korban besar. Kondisi medan dan urbanisasi juga memperlambat gerak Moskow. Namun, di area lain, pasukan Rusia diperkirakan akan bergerak lebih cepat.

Sumber Kremlin menyebut ancaman sanksi Trump menyakitkan namun bukan bencana.

 Mereka meragukan Trump akan benar-benar menindaklanjutinya, mengingat pernah mengancam tapi kemudian mundur. Ada pula keraguan apakah China akan patuh pada tekanan Trump.

Baca Juga: Proposal Perdamaian AS: Donald Trump Usulkan Rusia Tetap Kuasai Wilayah Ukraina

Meski sanksi sebelumnya telah memukul pendapatan energi dan investasi asing Rusia, kemampuan militernya tetap terjaga. 

Dukungan amunisi dari Korea Utara dan komponen cadangan dari China memungkinkan produksi senjata terus meningkat. Kremlin pun berkali-kali menyatakan Rusia "kebal" terhadap sanksi.

Trump sendiri mengakui kecanggihan Rusia dalam menghindari sanksi. “Mereka cukup licik, jadi kita lihat nanti,” katanya.

Putin juga diketahui menolak tawaran AS pada Maret lalu, yang mencakup pencabutan sanksi, pengakuan atas Krimea, dan wilayah lain yang dikuasai sejak 2022 sebagai imbalan gencatan senjata. 

Sumber menyebut tawaran itu sebagai “peluang fantastis,” namun menghentikan perang dianggap jauh lebih sulit ketimbang memulainya.

Selanjutnya: Premi Asuransi Jiwa Masih Tertekan, Pengamat:Daya Beli Lemah & Minim Sentimen Positif

Menarik Dibaca: Jangan Tergiur Promo Murah! Ini 4 Tips Menghindari Penipuan Agen Perjalanan




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×