Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Maskapai berbiaya rendah Jetstar Asia resmi menghentikan seluruh operasinya setelah 20 tahun melayani penerbangan di kawasan Asia Tenggara.
Penerbangan terakhirnya berangkat dari Bandara Changi, Singapura, menuju Kuala Lumpur pada Kamis, 31 Juli 2025.
Jetstar Asia merupakan bagian dari Qantas Group dan selama ini berbasis di Singapura. Maskapai ini dikenal sebagai salah satu pilihan utama pelancong, baik untuk liburan maupun perjalanan bisnis.
Salah satu awak kabin, Jocelyn Chow (61), yang telah bekerja selama 13 tahun, mengungkapkan rasa harunya atas penerbangan terakhir yang dijalaninya.
“Hari ini adalah hari terakhir. Saya merasa sangat sedih karena tidak ada lagi Jetstar Asia, tetapi juga merasa terhormat mengoperasikan penerbangan terakhir dari Bandara Changi,” ujarnya kepada wartawan seperti dilansir dari The Bali Sun, Selasa (5/8/2025).
Baca Juga: Jetstar Asia Resmi Hentikan Operasi Setelah 20 Tahun Mengudara dari Singapura
Pengumuman penutupan operasi ini telah disampaikan sejak awal Juni 2025, memberi waktu lebih dari satu bulan bagi penumpang untuk menyesuaikan rencana perjalanan. Jetstar Asia sebelumnya mengoperasikan puluhan penerbangan tiap pekan, termasuk rute Bali–Singapura pulang-pergi sebanyak 28 kali dalam seminggu.
Seluruh layanan Jetstar Asia kini telah dihentikan. Penumpang yang memiliki tiket untuk perjalanan setelah 31 Juli 2025 akan dihubungi untuk penjadwalan ulang atau pengembalian dana. Jetstar Asia juga menyediakan dukungan bagi penumpang yang belum mengatur ulang perjalanan mereka.
Meskipun demikian, wisatawan yang hendak bepergian antara Singapura dan Bali tetap memiliki banyak pilihan.
Per Agustus 2025, tersedia sembilan maskapai yang melayani rute ini, baik layanan penuh maupun maskapai berbiaya rendah. Maskapai tersebut meliputi: Indonesia AirAsia, Garuda Indonesia, Lion Air, Singapore Airlines, Batik Air, Jetstar Airways (bukan Jetstar Asia), Scoot, KLM, dan Saudia.
Dampak lain dari penutupan ini adalah pemutusan hubungan kerja terhadap lebih dari 500 karyawan. Namun, CEO Jetstar Asia, John Simeone, menyatakan bahwa lebih dari 54% staf yang terdampak telah menerima tawaran pekerjaan baru.
Baca Juga: Jetstar Asia Kini Tak Lagi Mengudara, Ada Apa?
“Beberapa dari mereka yang belum mendapat posisi baru sedang beristirahat, mempertimbangkan karier lain, atau masih menunggu tanggapan,” kata Simeone.
Ia juga menyebut bahwa sekitar 70 karyawan akan tetap bekerja hingga Oktober untuk menyelesaikan proses dengan Otoritas Penerbangan Sipil Singapura, sementara 30 lainnya akan bertahan hingga Desember untuk menangani urusan administratif dan penutupan kantor.
Simeone menambahkan bahwa masih ada sebagian kecil penumpang yang belum berhasil dihubungi, namun upaya terus dilakukan.
Dalam pernyataan resmi pada Juni 2025, Jetstar Asia menegaskan bahwa penutupan ini hanya berlaku untuk entitas Jetstar Asia yang berbasis di Singapura. Operasi maskapai lain dalam grup Jetstar tetap berjalan normal.
Baca Juga: Qantas Tutup Maskapai Murah Jetstar Asia, Siapkan Investasi Armada Rp 5 Triliun
"Penutupan ini tidak memengaruhi operasional Jetstar Airways di Australia, Selandia Baru, maupun Jetstar Jepang. Jetstar Airways tetap melayani rute Asia, termasuk Singapura, Thailand, Indonesia, Vietnam, Jepang, dan Korea Selatan," bunyi pernyataan tersebut.
Bahkan, per 1 Agustus 2025, Jetstar Airways meluncurkan layanan penerbangan langsung baru dari Gold Coast, Australia (OOL) ke Denpasar, Bali. Penerbangan ini dijadwalkan tiga kali seminggu, yaitu setiap Rabu, Jumat, dan Minggu.