kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.884.000   -21.000   -1,10%
  • USD/IDR 16.620   -10,00   -0,06%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Tingkat kelahiran di Jerman terendah di dunia


Senin, 01 Juni 2015 / 14:39 WIB
Tingkat kelahiran di Jerman terendah di dunia
ILUSTRASI. Pada Minggu (17/12/2023), Korea Utara menembakkan rudal balistik jarak pendek. KCNA via REUTERS


Sumber: BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

FRANKFURT. Sebuah studi mengatakan, tingkat kelahiran di Jerman melorot ke level terendah di dunia. Kondisi ini memicu kecemasan akan penurunan angka tenaga kerja di negara tersebut yang pada akhirnya akan mengganggu ekonomi.

Berdasarkan laporan tersebut, angka kelahiran di Jerman melorot ke bawah Jepang. Sehingga, Jerman saat ini memiliki angka kelahiran terendah tidak hanya di Eropa melainkan juga dunia.

Sang penulis dalam laporannya itu juga  mengingatkan dampak dari kurangnya populasi angkatan kerja Jerman.

Mereka mengatakan, partisipasi wanita pada angkatan kerja akan menjadi kunci utama masa depan ekonomi Jerman.

Sekadar informasi, berdasarkan studi yang dilakukan badan audit Jerman BDO dengan Hamburg Institute of International Economics, di Jerman, rata-rata 8,2 anak lahir di antara 1.000 warga dalam lima tahun terakhir.

Hasil studi yang sama juga menunjukkan, di Jepang, rata-rata 8,4 anak lahir di antara 1.000 warga pada periode yang sama.

Sementara di Eropa, Portugal dan Italia berada di posisi kedua dan ketiga dengan rata-rata kelahiran 9 dan 9,3. Adapun Prancis dan Inggris memiliki tingkat rata-rata kelahiran 12,7 per 1.000 warga.

Sedangkan tingkat kelahiran tertinggi di dunia adalah Afrika, dengan posisi teratas ditempati Nigeria dengan 50 kelahiran per 1.000 warga.

Henning Voepel, director of HWWI, turunnya angka kelahiran di Jerman berarti angkatan tenaga kerja di negara tersebut (yang berusia 20 hingga 65 tahun) akan turun dari 61% menjadi 54% pada 2030 mendatang.

Anggota pejabat BDO Arno Probst menyatakan, turunnya angkatan tenaga kerja akan berdampak pada tingginya beban gaji yang ditanggung pengusaha di Jerman.

"Tanpa armada kerja yang kuat, Jerman tidak dapat mempertahankan posisi kuat perekonomian mereka dalam jangka panjang," tambah Probst.



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×