kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.220   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Transaksi online di India ditaksir tembus US$ 6 M


Rabu, 10 Desember 2014 / 10:48 WIB
Transaksi online di India ditaksir tembus US$ 6 M
ILUSTRASI. Penyebab kolesterol tinggi.


Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Yudho Winarto

MUMBAI. Jumlah pengguna internet di India yang meningkat mendorong transaksi perdagangan secara online alias e-commerce semakin marak. Pada tahun depan, nilai penjualan online di India bisa melompat 70% menjadi US$ 6 miliar. 

Menurut Asosiasi Internet dan Mobile, India diproyeksikan mampu melampaui Amerika Serikat (AS) sebagai negara dengan penjualan online terbesar kedua di dunia. Seiring dengan meledaknya e-commerce, aksi kejahatan juga tinggi karena India belum memiliki infrastruktur logistik yang memadai. 

Baru-baru ini, seseorang bernama Laxminarayan Krihnamurthy membeli smartphone di Snapdeal.com. Namun, ketika diterima, isi paketnya ternyata batu bata dan sabun. "Pelanggan dapat memaafkan satu waktu, tetapi jika hal itu berulang mereka tidak akan kembali," ujar Pragya Singh, Wakil Presiden Asosiasi untuk Ritel di Tecnopak Advisors Pvt seperti dikutip Bloomberg, kemarin. 

Selain Snapdeal.com, India juga memiliki beberapa e-commerce lain, seperti Flipkart.com dan Amazon.com Inc. Persaingan antara e-commerce juga semakin ketat. Para pengecer di toko online terlibat dalam perang harga demi menggaet pembeli. 

Bahkan, tiga minggu menjelang festival Diwali, Oktober 2014 lalu, menjadi waktu tersibuk bagi e-commerce di India karena semua pengecer besar menggeber promosi guna merayu pelanggan.

Flipkart sebagai pemimpin pasar memasang iklan potongan harga hingga 90% di surat kabar nasional dan televisi. Sementara, Amazon dan Snapdeal memiliki beberapa program khusus tambahan di hari tertentu. Dalam hitungan detik, barang-barang yang ditawarkan ludes diborong oleh pembeli. 

Kendati peluang bisnisnya cukup menggiurkan, toko online juga menerima gelombang keluhan karena banyak barang hilang atau tertunda. "Ini seperti mengorganisir pesta untuk 100 orang.

Anda siap untuk sekitar 120 atau 130 orang tetapi jika 300 orang muncul itu masalah serius," ujar Vijay Ghadge, Chief Operating Officer Gojavas Ltd, perusahaan pengiriman untuk semua pengecer besar.

Banyaknya keluhan membuat Snapdeal dan Flipkart menderita kerugian hingga dua kali lipat. Snapdeal merugi INR 2,64 miliar. Sedangkan, Flipkart menelan kerugian INR 7,16 miliar.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×