kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.943.000   -7.000   -0,36%
  • USD/IDR 16.306   -72,00   -0,44%
  • IDX 7.490   -13,57   -0,18%
  • KOMPAS100 1.062   5,79   0,55%
  • LQ45 796   5,98   0,76%
  • ISSI 254   -0,56   -0,22%
  • IDX30 410   -1,10   -0,27%
  • IDXHIDIV20 470   0,28   0,06%
  • IDX80 120   0,90   0,75%
  • IDXV30 124   0,93   0,76%
  • IDXQ30 131   0,00   0,00%

Transformasi Keppel: Dari Galangan Kapal Menjadi Raksasa Aset Global


Kamis, 07 Agustus 2025 / 20:52 WIB
Transformasi Keppel: Dari Galangan Kapal Menjadi Raksasa Aset Global
Keppel mengoperasikan salah satu armada pembangkit listrik paling efisien di Singapura, dengan tambahan 600 MW yang akan beroperasi ketika Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Keppel Sakra mulai beroperasi pada tahun 2026. FOTO: KEPPEL. Perjalanan hampir enam dekade Keppel mencerminkan transformasi Singapura sebagai bangsa: dari awal yang sederhana hingga menjadi kekuatan global.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Perjalanan hampir enam dekade Keppel mencerminkan transformasi Singapura sebagai bangsa: dari awal yang sederhana hingga menjadi kekuatan global. 

Dimulai dari sebuah galangan kapal kecil di Pelabuhan Keppel pada 1968, perusahaan ini kini berkembang menjadi Keppel Ltd., pengelola dan operator aset global dengan dana kelolaan (FUM) mencapai S$ 88 miliar per akhir 2024 dan menargetkan S$ 200 miliar pada 2030.

“Menjadi gesit adalah nilai inti Keppel,” ujar CEO Loh Chin Hua seperti dilansir dari The Business Times, Kamis (7/8/2025). “Kami terus membaca arah pasar dan memposisikan ulang diri untuk meraih peluang pertumbuhan.”

Sejarah Transformasi Bisnis

Perjalanan bisnis Keppel ditandai dengan inovasi berkelanjutan. Setelah berekspansi ke bisnis rig lepas pantai pada 1970-an, real estat di 1980-an, dan infrastruktur pada 1990-an, Keppel melakukan berbagai restrukturisasi besar. 

Baca Juga: Bitcoin Menguat Ditengah Safe Haven Tertekan, Bisakah Jadi Diversifikasi Aset?

Pada 2000-an, Keppel menjual unit perbankan dan membentuk Keppel Offshore & Marine. Di dekade 2010-an, unit real estat dan telekomunikasi seperti M1 diprivatisasi.

Transformasi besar terjadi pada 2022–2023 dengan divestasi bisnis lepas pantai dan kelautan senilai S$ 4,7 miliar.

Pada 2024, Keppel beroperasi penuh sebagai pengelola dan operator aset global berbasis platform, meninggalkan model konglomerat vertikal yang terpisah.

“Kami meruntuhkan silo vertikal dan menyederhanakan struktur organisasi, memungkinkan kolaborasi yang lebih cepat dan efisien,” jelas Loh.

Kinerja Keuangan dan Monetisasi Aset

Transformasi ini menunjukkan hasil positif. Pada tahun fiskal 2024, Keppel mencatat laba bersih dari operasi berkelanjutan sebesar S$ 1,06 miliar, naik 5% dari tahun sebelumnya. 

Pendapatan dari pengelolaan aset melonjak 54% menjadi S$ 436 juta, dan laba atas ekuitas meningkat menjadi 10,1%, dari 7,9% dua tahun sebelumnya.

Baca Juga: OJK Kaji Aturan ETF Berbasis Aset Kripto, Pinnacle: Jangan Hanya Operasional

Sejak 2020, Keppel telah memonetisasi aset senilai lebih dari S$ 7 miliar dari target program S$ 17,5 miliar. Perusahaan menargetkan kumulatif monetisasi aset non-inti sebesar S$ 10– S$ 12 miliar hingga akhir 2026.

Porsi laba dari sumber berulang juga meningkat drastis dari 21% (2021) menjadi 72% (2024).

Fokus pada Megatren Global

Keppel kini menyalurkan modal ke sektor-sektor yang dipengaruhi megatren jangka panjang seperti transisi energi, digitalisasi, perubahan iklim, dan kecerdasan buatan (AI).

“Dengan keahlian kami di bidang infrastruktur, real estat, dan konektivitas, Keppel siap menyediakan solusi penting dan hasil investasi yang kuat,” kata Loh.

Baca Juga: Di Tengah Ketidakpastian Global Aset Kripto Jadi Pilihan Investasi Alternatif

Melalui dana swasta, REIT, dan akuisisi Aermont Capital di Eropa (2024), Keppel mengarahkan investasi ke energi terbarukan, pusat data, dan kabel bawah laut.

Keppel menjadikan keberlanjutan sebagai inti strateginya. Proyek seperti Keppel Sakra Cogen Plant — pembangkit listrik pertama di Singapura yang kompatibel hidrogen — akan mulai beroperasi pada 2026. 

Selain itu, 70% kapasitas listrik Keppel telah diamankan dalam kontrak jangka panjang, mengurangi volatilitas pasar.

Model aset ringan Keppel menekankan teknologi dan layanan operasional, seperti bisnis "Energy-as-a-Service" yang kini menjangkau China, India, Thailand, dan Vietnam.

Keppel kini menjadi pemain utama dalam infrastruktur digital. Kapasitas pusat data tumbuh 2,7 kali sejak 2018 menjadi 650 MW pada 2024, dan ditargetkan meningkat hingga 1,2 GW. 

Baca Juga: Bitcoin Cetak Rekor Baru, Masih Menarik Jadi Pilihan Investasi?

Sistem kabel laut Bifrost, yang menghubungkan Singapura ke AS, diperkirakan memberikan IRR di atas 30% dan pendapatan operasional lebih dari S$ 200 juta per pasangan serat optik selama 25 tahun.

Unit telekomunikasi M1 juga mengalami digitalisasi besar sejak diprivatisasi pada 2019, dengan pertumbuhan EBITDA lebih dari 10% dan monetisasi jaringan senilai S$ 580 juta sejak 2022.




TERBARU

[X]
×