Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pemerintahan Presiden Donald Trump melakukan pemangkasan besar-besaran di Departemen Kehakiman AS pada hari Jumat, yang tampaknya lebih terfokus pada agen FBI dan pihak-pihak yang terlibat dalam penyelidikan terkait serangan pada 6 Januari 2021 di Gedung Capitol oleh para pendukung Trump.
Langkah besar ini merupakan bagian dari upaya pemerintah Trump untuk merombak sistem peradilan kriminal AS setelah kembali menjabat sebagai Presiden pada minggu lalu.
Menurut dua memo yang dilihat oleh Reuters dan tiga sumber yang akrab dengan masalah tersebut, administrasi Trump mulai mengurangi jumlah staf dengan mengeluarkan pemecatan terhadap lebih dari selusin jaksa yang menangani kasus terhadap Trump, yang terkait dengan dua kasus yang diajukan oleh Jaksa Khusus Jack Smith dan telah dibatalkan.
Selain itu, semua litigasi hak sipil dan lingkungan telah dihentikan, dan investigasi kriminal telah diperintahkan terhadap pejabat negara bagian dan lokal yang menghalangi inisiatif imigrasi keras Trump.
Baca Juga: Petunjuk Baru Kecelakaan American Airlines dan Helikopter BlackHawk Mulai Terkuak
Penyusutan Staf FBI dan Jaksa
Pada Kamis lalu, Wakil Jaksa Agung sementara, Emil Bove, memberi instruksi kepada jaksa federal tingkat tinggi di setiap negara bagian untuk membuat daftar seluruh jaksa dan agen FBI yang terlibat dalam penyelidikan serangan Gedung Capitol, yang merupakan penyelidikan terbesar yang pernah dilakukan oleh Departemen Kehakiman AS.
Sumber yang mengetahui masalah ini menyebutkan bahwa FBI diperintahkan untuk memberikan daftar seluruh karyawan yang terlibat dalam kasus kriminal terhadap kelompok Hamas yang diajukan oleh Departemen Kehakiman pada tahun 2024. FBI juga diminta untuk memberikan daftar karyawan yang terlibat dalam dua kasus Trump yang diajukan oleh Jack Smith.
Memo yang dikeluarkan meminta agar delapan pejabat FBI mengundurkan diri atau dipecat, dengan alasan bahwa partisipasi mereka dalam kasus-kasus terkait 6 Januari dianggap sebagai bagian dari apa yang disebut Trump sebagai "penyalahgunaan" pemerintah.
Reaksi Terhadap Pemecatan Agen FBI
Asosiasi Agen FBI, yang merupakan kelompok anggota dengan lebih dari 14.000 agen FBI aktif dan mantan agen, menganggap langkah-langkah ini sebagai tindakan yang sangat meresahkan.
Mereka menyatakan bahwa pemecatan agen yang sangat berpengalaman akan sangat melemahkan kemampuan FBI dalam melindungi negara dari ancaman nasional dan kriminal, yang dapat merusak kredibilitas dan kinerja kepemimpinan baru FBI.
Baca Juga: Video Menangis Selena Gomez Soal Trump Bikin 715.000 Pengikutnya di Medsos Kabur
Pemangkasan ini banyak berfokus pada agen FBI dan jaksa yang bekerja di peran nonpartisan, yang biasanya tetap menjabat dari satu pemerintahan ke pemerintahan lainnya. FBI dikenal dengan independensinya dalam menangani penyelidikan sensitif, termasuk kontra-terorisme, korupsi publik, dan keamanan siber.
Pemecatan Pejabat FBI di Beberapa Kota Besar
Setidaknya lima pejabat tinggi FBI di kota besar AS – Miami, Philadelphia, Washington, New Orleans, dan Las Vegas – diperintahkan untuk mengundurkan diri atau dipecat.
Sumber lain juga menyebutkan bahwa seorang pejabat senior FBI di Los Angeles menerima perintah serupa. Beberapa pejabat FBI di markas besar juga diperintahkan untuk mundur atau menghadapi pemecatan.
Tindakan ini memunculkan kekhawatiran di kalangan anggota parlemen dan pakar hukum. Senator AS Mark Warner, misalnya, menanggapi dengan kecemasan atas pengurangan staf yang berpotensi merusak pertahanan nasional Amerika Serikat.
Bradley Moss, seorang pengacara yang mewakili pegawai federal, menyatakan bahwa langkah ini adalah contoh nyata dari penggunaan kekuasaan presiden yang tidak terkendali untuk membersihkan pemerintah dari siapa pun yang mengutamakan konstitusi daripada loyalitas kepada Donald Trump.
Baca Juga: Elon Musk Mengambil Alih OPM, Akses Pegawai Negeri Sipil ke Sistem Komputer Dikunci
Pembebasan Terhadap Orang yang Terlibat Serangan Capitol
Pada hari pertama kembali menjabat sebagai Presiden pada 20 Januari, Trump memberi pengampunan kepada hampir 1.600 orang yang dituduh terlibat dalam upaya menyerang Gedung Capitol untuk menghalangi sertifikasi hasil Pemilu 2020 yang dimenangkan oleh Joe Biden.
Ed Martin, jaksa federal yang diangkat Trump di Washington, telah memulai penyelidikan terkait penggunaan dakwaan penghalangan terhadap orang-orang yang didakwa terlibat dalam serangan 6 Januari.
Langkah ini tidak hanya berdampak pada FBI, tetapi juga pada pejabat negara bagian dan lokal yang tidak mematuhi perintah keras Trump dalam hal imigrasi. Departemen Kehakiman AS telah memulai penyelidikan kriminal terhadap pejabat setempat di New York setelah sebuah kantor sheriff melepaskan seorang imigran yang tinggal secara ilegal di AS.