Sumber: Business Insider | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kekayaan Elon Musk, orang terkaya di dunia, kembali mengalami penurunan tajam dan untuk pertama kalinya sejak tahun lalu, tercatat di bawah US$300 miliar (Rp 5.060 triliun) pada penutupan pasar hari Senin.
Menurut data Bloomberg Billionaires Index, kekayaan Musk kini tercatat sebesar US$298 miliar, setelah mengalami penurunan hampir US$135 miliar atau sekitar 31% sejak awal tahun 2025.
Fenomena ini menandai pembalikan tajam dari posisi finansial Musk hanya beberapa bulan lalu. Pada Desember tahun sebelumnya, ia mencetak rekor sebagai individu pertama dalam sejarah dengan kekayaan lebih dari US$400 miliar. Namun sejak itu, penurunan nilai saham Tesla secara signifikan telah memangkas sebagian besar nilai kekayaan bersihnya.
Saham Tesla Terjun Bebas: Penyebab Utama Penurunan Kekayaan
Saham Tesla anjlok hampir 40% sepanjang tahun ini, menjadi faktor utama merosotnya nilai kekayaan Musk. Penurunan ini dipicu oleh kombinasi antara kekhawatiran investor terhadap fokus Musk sebagai CEO dan tekanan eksternal seperti tarif perdagangan baru yang diumumkan pemerintahan Trump.
Baca Juga: Elon Musk Dikabarkan Akan Mengundurkan Diri dari Jabatannya di Pemerintahan Trump
Kinerja saham yang buruk memicu kekhawatiran bahwa Musk mungkin tidak sepenuhnya memprioritaskan Tesla, terutama setelah perannya yang aktif di Gedung Putih sebagai penasihat utama Presiden Donald Trump melalui kantor efisiensi pemerintahan DOGE (Department of Government Efficiency).
Kontroversi Peran Musk di Pemerintahan Trump
Keterlibatan Elon Musk dalam administrasi Trump memunculkan berbagai reaksi di kalangan investor dan pengamat pasar. Banyak pihak khawatir bahwa dedikasinya terhadap DOGE telah mengurangi fokusnya terhadap operasional dan strategi Tesla.
Dalam wawancara bulan lalu bersama Fox Business, saat ditanya mengenai bagaimana ia mengatur waktu antara DOGE dan kepemimpinannya di Tesla serta SpaceX, Musk menjawab, “Dengan sangat sulit.” Jawaban tersebut hanya memperkuat persepsi bahwa fokusnya saat ini terpecah antara tanggung jawab bisnis dan politik.
Spekulasi Mundurnya Musk dari Gedung Putih Dibantah
Pekan lalu sempat beredar rumor bahwa Musk akan segera mundur dari perannya di Gedung Putih. Namun baik pihak Gedung Putih maupun Musk sendiri menepis kabar tersebut, tanpa memberikan kepastian mengenai jadwal pengunduran dirinya.
Baca Juga: Elon Musk Kritik Tarif Global Trump, Serukan Zona Perdagangan Bebas AS-Uni Eropa
Ketidakjelasan ini menambah ketidakpastian di pasar, khususnya di kalangan investor Tesla yang semakin mendesak agar Musk memusatkan perhatian pada perusahaannya di tengah persaingan ketat di industri kendaraan listrik.
Tarif Baru Pemerintah AS Tambah Tekanan pada Tesla dan Musk
Tambahan tekanan terhadap Tesla dan kekayaan Musk datang dari keputusan kontroversial Presiden Trump yang menetapkan tarif perdagangan besar-besaran terhadap sejumlah produk impor, terutama yang berkaitan dengan sektor otomotif dan teknologi tinggi.
Meskipun Musk dikenal sebagai pendukung Trump, ia secara terbuka menyuarakan ketidaksetujuannya terhadap kebijakan proteksionis ini. Pada hari Sabtu lalu, ia menyerukan penghapusan seluruh tarif dan mengusulkan pembentukan zona perdagangan bebas antara Amerika Serikat dan Eropa.
Sehari kemudian, Musk membagikan video dari ekonom legendaris Milton Friedman, yang membahas manfaat perdagangan internasional bebas.
Baca Juga: Elon Musk Rugi Besar! Rp 182 Triliun Lenyap dalam Sehari Akibat Kebijakan Tarif Trump
Jeff Bezos Masih Tertinggal Jauh di Posisi Kedua
Kendati terjadi penurunan nilai kekayaan, posisi Elon Musk sebagai orang terkaya di dunia masih aman untuk saat ini. Pesaing terdekatnya, pendiri Amazon Jeff Bezos, masih tertinggal lebih dari US$100 miliar di belakang Musk berdasarkan data terbaru Bloomberg.
Namun, bila tren penurunan saham Tesla dan gejolak pasar terus berlanjut, posisi Musk bisa terancam dalam beberapa bulan ke depan. Kombinasi antara tanggung jawab politik, tekanan investor, dan kebijakan ekonomi yang tidak ramah terhadap sektor teknologi bisa menjadi faktor-faktor penentu dalam dinamika kekayaan bersih Musk sepanjang 2025.