kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.175.000   4.000   0,18%
  • USD/IDR 16.784   20,00   0,12%
  • IDX 8.078   37,32   0,46%
  • KOMPAS100 1.120   5,09   0,46%
  • LQ45 800   4,36   0,55%
  • ISSI 281   1,73   0,62%
  • IDX30 420   2,24   0,54%
  • IDXHIDIV20 482   1,89   0,39%
  • IDX80 123   0,86   0,71%
  • IDXV30 134   0,45   0,34%
  • IDXQ30 133   0,75   0,57%

Trump Bikin Gejolak: Tarif Baru Picu Aksi Jual Bursa Saham Asia pada Jumat (26/9)


Jumat, 26 September 2025 / 09:06 WIB
Trump Bikin Gejolak: Tarif Baru Picu Aksi Jual Bursa Saham Asia pada Jumat (26/9)
ILUSTRASI. Trump pada Kamis (25/9) menyatakan AS akan mengenakan bea masuk 100% terhadap obat bermerek impor, tarif 25% pada truk berat, serta 50% untuk kabinet dapur. REUTERS/Ken Cedeno 


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Pasar saham Asia dibuka melemah pada Jumat (26/9/2025) pagi. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan putaran baru tarif impor dan investor memangkas ekspektasi pemangkasan agresif suku bunga The Fed menyusul data ekonomi yang lebih kuat dari perkiraan.

Trump pada Kamis (25/9) menyatakan AS akan mengenakan bea masuk 100% terhadap obat bermerek impor, tarif 25% pada truk berat, serta 50% untuk kabinet dapur.

Baca Juga: Trump Siapkan Tarif Baru Mulai 1 Oktober, Industri Obat hingga Furnitur Terimbas

Ia juga menambahkan tarif 50% pada meja rias kamar mandi dan 30% untuk furnitur berlapis kain yang akan berlaku mulai 1 Oktober.

Indeks farmasi Topix Jepang turun 1,4% setelah pengumuman tersebut, sementara saham perusahaan bioteknologi Australia, CSL, anjlok lebih dari 3%.

Indeks Nikkei melemah 0,5%, sedangkan MSCI Asia Pasifik di luar Jepang terkoreksi 0,45%.

“Situasi ini menambah tekanan pada aset berisiko yang memang sudah berada dalam kondisi rapuh,” kata analis IG, Tony Sycamore.

Kontrak berjangka Nasdaq turun 0,08% dan S&P 500 terkoreksi tipis 0,02%. Sebaliknya, pasar Eropa menunjukkan sedikit penguatan dengan EUROSTOXX 50 futures naik 0,37% dan FTSE futures menguat 0,25%.

Baca Juga: Harga Minyak Brent dan WTI Naik 4% Sepekan, Lonjakan Terbesar Sejak Juni

Harapan pasar atas pemangkasan agresif suku bunga The Fed juga menurun setelah rilis data ekonomi pada Kamis menunjukkan perekonomian AS masih cukup solid.

Produk domestik bruto (PDB) AS direvisi naik menjadi 3,8% secara tahunan pada kuartal lalu.

“Data yang membanjiri pasar memberi napas baru bagi perekonomian AS, menegaskan ketahanan meski kebijakan dagang AS kerap berubah-ubah,” tulis ekonom Wells Fargo dalam catatan riset.

Saat ini, pelaku pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga The Fed sekitar 39 basis poin hingga akhir tahun, turun dari lebih 40 bps di awal pekan.

Fokus investor kini tertuju pada data inflasi PCE yang akan dirilis Jumat malam waktu AS.

Meski mayoritas pejabat Fed berhati-hati, anggota baru Dewan Gubernur Stephen Miran mendorong pemangkasan tajam suku bunga untuk mencegah melemahnya pasar tenaga kerja.

Baca Juga: Harga Beras Thailand Anjlok ke Level Terendah 9 Tahun, India Stabil di Posisi Rendah

Ekspektasi pemangkasan suku bunga yang mengecil membuat dolar AS menguat, mendekati level ¥150 pada Jumat.

Euro melemah ke US$1,1668 setelah turun 0,6% di sesi sebelumnya, sementara pound sterling stabil di US$1,3344.

Di pasar komoditas, harga minyak berbalik naik. Minyak Brent menguat 0,24% menjadi US$69,59 per barel, sedangkan WTI naik 0,43% ke US$65,26 per barel.

Trump juga mengatakan dirinya yakin Turki akan menghentikan pembelian minyak Rusia dan AS mungkin mencabut sanksi agar Ankara bisa membeli jet tempur F-35.

Harga emas spot naik tipis ke US$3.751,69 per troi ons.

Selanjutnya: Ini Strategi Bank Mandiri Mencetak Portofolio Hijau

Menarik Dibaca: Pilihan Investasi Jangka Pendek yang Aman dan Menguntungkan untuk Masa Kini




TERBARU

[X]
×