Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - BANGKOK/MUMBAI. Harga ekspor beras Thailand turun ke level terendah hampir sembilan tahun pada pekan ini akibat lemahnya permintaan.
Sementara harga beras India bertahan stabil setelah sempat menyentuh level terendah tiga tahun pekan lalu.
Beras pecah 5% Thailand ditawarkan di harga US$350 per ton, level terendah sejak November 2016 dan turun dari US$360 per ton pada pekan sebelumnya.
Baca Juga: Harga Beras India Jatuh ke Level Terendah Tiga Tahun
Pedagang menyebut penurunan harga ini dipicu oleh melimpahnya pasokan beras yang masuk ke pasar dan lemahnya permintaan.
“Harga beras Thailand relatif tinggi dibandingkan pesaing, membuat pembeli beralih ke opsi lebih murah dari India dan Vietnam,” kata seorang pedagang berbasis di Bangkok Kamis (25/9/2025), seraya menambahkan ekspor Thailand hanya mampu bertahan pada pembeli reguler.
Sementara itu, harga beras pecah 5% parboiled India pekan ini tercatat US$354–362 per ton, tidak berubah dari pekan lalu yang merupakan level terendah dalam tiga tahun. Untuk beras putih pecah 5% India, harga berada di kisaran US$369–375 per ton.
“Penurunan harga membuat pembeli menunda transaksi dengan harapan harga akan kembali turun,” ujar seorang pedagang berbasis di Mumbai.
Stok beras India di gudang pemerintah bahkan naik lebih dari 14% dibanding tahun lalu dan mencetak rekor tertinggi untuk awal September, menurut data resmi pekan ini.
Baca Juga: KPK Beberkan Peran Bambang Tanoesoedibjo pada Kasus Korupsi Penyaluran Bansos Beras
Di Vietnam, harga beras pecah 5% ditawarkan US$440–465 per ton pada Kamis, melebar dari kisaran US$450–455 pekan lalu, menurut Asosiasi Pangan Vietnam.
Namun, aktivitas perdagangan masih lesu karena pasokan terbatas.
“Kami mendengar Filipina mungkin memperpanjang larangan impor beras 60 hari menjadi tambahan 15–30 hari, yang akan memberi tekanan lebih lanjut pada harga beras Vietnam,” kata seorang pedagang di Ho Chi Minh City.
Sementara itu, harga beras domestik di Bangladesh tetap tinggi, dengan harga eceran saat ini masih 15–20% lebih mahal dibanding tahun lalu.
Pelaku pasar khawatir kebijakan baru India terkait ekspor beras semakin memperumit situasi, membatasi kemampuan Dhaka memperoleh pasokan murah dari pemasok terbesarnya tersebut.
Baca Juga: Pemerintah Pangkas Bantuan Pangan Beras Jadi Hanya 2 Bulan Saja
India baru-baru ini merevisi kebijakan ekspor beras non-basmati, termasuk menambahkan syarat bahwa ekspor hanya bisa dilakukan setelah kontrak didaftarkan ke lembaga pemerintah.