Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga minyak dunia naik pada perdagangan Jumat (26/9/2025) pagi dan berada di jalur kenaikan mingguan terbesar sejak awal Juni.
Setelah serangan Ukraina terhadap infrastruktur energi Rusia mendorong Moskow membatasi ekspor bahan bakar serta mendekati pemangkasan produksi minyak mentah.
Baca Juga: Harga Minyak Ditutup Stabil, Brent ke US$ 69,4 dan WTI ke US$ 64,9 Per Barel
Melansir Reuters, kontrak berjangka Brent naik 15 sen atau 0,2% menjadi US$69,57 per barel pada pukul 01.00 GMT.
Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) menguat 23 sen atau 0,4% menjadi US$65,21 per barel.
Kedua acuan tersebut telah melonjak lebih dari 4% sepanjang pekan ini, menandai kenaikan terbesar sejak pekan yang berakhir 13 Juni.
“Kenaikan harga didukung serangan drone Ukraina yang terus menyasar infrastruktur minyak Rusia, peringatan NATO kepada Rusia terkait potensi pelanggaran wilayah udara, serta langkah Rusia menghentikan ekspor bahan bakar utama,” kata analis IG, Tony Sycamore.
Baca Juga: Aksi Profit Taking Tekan Harga Minyak, Meski Stok AS Turun dan Rusia–Ukraina Memanas
Wakil Perdana Menteri Rusia, Alexander Novak, pada Kamis (25/9) mengatakan negaranya akan memberlakukan larangan parsial ekspor solar hingga akhir tahun dan memperpanjang larangan ekspor bensin yang sudah berlaku.
Penurunan kapasitas kilang telah membuat Moskow hampir memangkas produksi minyak mentah. Sejumlah wilayah Rusia bahkan mulai mengalami kelangkaan beberapa jenis bahan bakar.
Pekan ini, kedua acuan minyak mencapai level tertinggi sejak 1 Agustus, didorong oleh penurunan mengejutkan pada persediaan mingguan minyak mentah AS, selain dampak dari serangan Ukraina terhadap infrastruktur energi Rusia.
Namun, penguatan harga dibatasi oleh data ekonomi AS. Produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat naik 3,8% secara tahunan pada kuartal sebelumnya, menurut estimasi terbaru Biro Analisis Ekonomi Departemen Perdagangan pada Kamis.
Baca Juga: Pasar Saham Asia Tertahan, Yen Sentuh Level Terendah Baru, Harga Minyak Melemah
Data ekonomi yang lebih kuat dari perkiraan tersebut bisa membuat Federal Reserve lebih berhati-hati dalam memangkas suku bunga.
Pekan lalu, bank sentral AS memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, pemangkasan pertama sejak Desember dan memberi sinyal kemungkinan pemangkasan lanjutan.
Selain itu, pengumuman Pemerintah Regional Kurdistan pada Kamis bahwa ekspor minyak akan dilanjutkan dalam 48 jam ke depan turut menekan harga.