kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Trump Klaim AS Telah Lewati Puncak Wabah Corona dan Bersiap Longgarkan Lockdown


Kamis, 16 April 2020 / 17:32 WIB
Trump Klaim AS Telah Lewati Puncak Wabah Corona dan Bersiap Longgarkan Lockdown
ILUSTRASI. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump saat konferensi pers.


Sumber: DW.com | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - DW. Setelah negara-negara Eropa mulai mempertimbangkan melonggarkan penguncian atau lokcdown secara bertahap, kini Amerika Serikat (AS) disebut akan mengikuti langkah yang sama. Presiden AS Donald Trump mengatakan dia akan mengumumkan rencana pertama untuk mencabut aturan lockdown di seluruh Amerika Serikat pada Kamis (16/04), setelah negara itu melewati "puncak" pandemi.

Pengumuman ini muncul tak lama sebelum AS dilaporkan memiliki jumlah kematian akibat COVID-19 tertinggi di dunia, bahkan melewati Italia. Jumlah kematian harian akibat COVID-19 di AS telah mencapai rekor baru dan menjadi yang tertinggi dibandingkan negara mana pun di dunia.

"Jelas bahwa strategi agresif kami berhasil," ujar Trump dalam konferensi pers Rabu (15/04) malam di Washington. "Pertempuran masih berlanjut tetapi data menunjukkan bahwa secara nasional kami telah melewati puncak kasus-kasus baru,” pungkasnya.

Trump yakin ekonomi AS pulih dengan cepat

Trump mengatakan dia akan mengumumkan pedoman untuk melonggarkan penguncian di beberapa negara bagian, yang kemungkinan mulai berlaku sebelum akhir bulan ini.

Sebelumnya, Jerman juga mengumumkan rencananya untuk membuka kembali kegiatan perdagangan dan pertokoan secara hati-hati. Jerman akan menjadi negara Eropa pertama yang akan melakukan tugas sulit, yaitu memulai kembali ekonominya tanpa memicu gelombang infeksi virus corona baru sebelum vaksin ditemukan.

Meskipun dihadapkan pada kondisi yang sulit untuk Pilpres AS pada bulan November mendatang, Trump mengklaim bahwa ekonomi AS, yang terbesar di dunia, akan "kembali dengan cepat".

Di seluruh dunia, jumlah total kasus COVID-19 telah melonjak melewati angka dua juta. Jumlah kematian mencapai 134.000 orang, demikian menurut data Universitas Johns Hopkins.

Universitas Johns Hopkins juga menyebutkan bahwa AS memiliki 2.569 kematian selama periode 24 jam terakhir, dengan total kematian 30.885 orang hingga Rabu (15/04) malam.

Pemakaian masker terus menerus akan menjadi hal “normal”

Namun, sebelum langkah pencabutan lockdown di AS diberlakukan, para ahli mengatakan negara itu akan membutuhkan sistem saring besar-besaran untuk memantau lonjakan penyebaran lokal SARS-Cov2 yang mungkin terjadi.

Para gubernur di AS pun secara hati-hati mempersiapkan kehidupan pasca pandemi COVID-19. Mereka kemungkinan akan tetap memberlakukan pemakaian masker dalam kehidupan sehari-hari.

Gubernur Connecticut, Maryland, New York dan Pennsylvania masing-masing mengeluarkan perintah atau rekomendasi agar warga memakai masker saat mereka keluar dari isolasi untuk beberapa minggu mendatang.

"Jika Anda akan keluar ke tempat umum, dan Anda tidak dapat melakukan pembatasan sosial, maka miliki masker, dan pakailah masker itu, "kata Gubernur New York Andrew Cuomo, yang juga politisi Partai Demokrat.

Perintah serupa juga telah diberlakukan di New Jersey dan Los Angeles pekan lalu. Senada dengan itu semua, Gubernur Kansas Laura Kelly juga merekomendasikan pemakaian masker di ruang-ruang publik pada Selasa (14/04) lalu.




TERBARU

[X]
×