Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali melemparkan pernyataan kontroversial yang berpeluang memperburuk situasi perang di Ukraina.
Berbicara kepada wartawan pada hari Rabu (23/4), Trump mengaku bahwa saat ini Rusia sudah siap untuk melakukan dialog yang mengarah ke perdamaian.
Di sisi lain, pihak Ukraina dianggap masih sangat sulit untuk didekati. Baginya, mencapai kesepakatan dengan Rusia jauh lebih mudah daripada dengan Ukraina.
"Saya pikir Rusia sudah siap. Saya pikir kita punya kesepakatan dengan Rusia. Kita harus mencapai kesepakatan dengan Zelenskyy. Saya pikir akan lebih mudah untuk berurusan dengan Zelenskyy. Sejauh ini, memang lebih sulit, tapi tidak apa-apa," kata Trump, dikutip TASS.
Baca Juga: Trump dan Zelenskiy Kembali Berselisih, AS Ancam Hentikan Perundingan Rusia-Ukraina
Trump dan Zelenskyy Kembali Berselisih
Trump juga turut mengomentari pernyataan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, yang tidak akan mengakui Krimea sebagai wilayah Rusia.
Melalui laman Truth Social miliknya pada hari Rabu, Trump menulis bahwa pernyataan tersebut adalah hal yang buruk bagi upaya negosiasi.
"Itu adalah hal yang buruk bagi negosiasi karena Krimea telah hilang bertahun-tahun lalu di bawah naungan Presiden Barack Obama dan bahkan tidak menjadi bahan diskusi," tulis Trump.
Baca Juga: Proposal Perdamaian AS: Donald Trump Usulkan Rusia Tetap Kuasai Wilayah Ukraina
Pada hari Selasa, Zelenskyy menegaskan kembali bahwa Ukraina tidak akan pernah menyerahkan Krimea kepada Rusia, yang merebutnya pada tahun 2014 melalui jalan yang ang dikecam secara internasional.
"Tidak ada yang perlu dibicarakan di sini (tentang Krimea). Ini bertentangan dengan konstitusi kita," kata Zelenskyy, dikutip Reuters.
Sejak mulai kembali bekerja di Gedung Putih pada Januari 2025, Trump telah mengubah kebijakan AS terhadap perang di Ukraina, yakni dengan menekan Ukraina untuk menyetujui gencatan senjata sambil mengurangi tekanan pada Rusia.
Tonton: Trump Terus Guncang Ekonomi Dunia, Ancaman ke Powell Bikin Indeks Dolar & Pasar Saham Global Jeblok