kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.969.000   -22.000   -1,10%
  • USD/IDR 16.908   2,00   0,01%
  • IDX 6.658   23,94   0,36%
  • KOMPAS100 960   4,09   0,43%
  • LQ45 748   3,56   0,48%
  • ISSI 211   0,82   0,39%
  • IDX30 389   1,62   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   1,67   0,36%
  • IDX80 109   0,55   0,51%
  • IDXV30 114   0,31   0,27%
  • IDXQ30 128   0,51   0,40%

Trump dan Zelenskiy Kembali Berselisih, AS Ancam Hentikan Perundingan Rusia-Ukraina


Kamis, 24 April 2025 / 08:16 WIB
Trump dan Zelenskiy Kembali Berselisih, AS Ancam Hentikan Perundingan Rusia-Ukraina
Presiden Amerika Serikat Donald Trump bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy di Gedung Putih di Washington, D.C., Amerika Serikat, 28 Februari 2025. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy kembali berselisih pada Rabu terkait upaya mengakhiri perang.


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy kembali berselisih pada Rabu terkait upaya mengakhiri perang tiga tahun di Ukraina. Trump menegur Zelenskiy karena menolak mengakui pendudukan Rusia atas Krimea.

Wakil Presiden AS, JD Vance, memperingatkan bahwa jika Rusia dan Ukraina tidak menyepakati proposal perdamaian dari AS, maka AS akan menarik diri dari proses tersebut. Peringatan ini sejalan dengan pernyataan Trump sebelumnya.

Dalam pernyataan kepada wartawan di India, Vance menjelaskan bahwa proposal tersebut mencakup pembekuan batas teritorial pada kondisi saat ini serta penyelesaian diplomatik jangka panjang yang bertujuan menciptakan perdamaian berkelanjutan. 

Baca Juga: AS akan Menilai Sikap Ukraina di Pertemuan Arab Saudi

Menurut seorang mantan pejabat Barat, usulan tersebut juga mengandung pengakuan atas aneksasi Krimea oleh Rusia.

Sejak menjabat pada Januari, Trump mengubah arah kebijakan AS terhadap konflik ini. Ia mendesak Ukraina menerima gencatan senjata sambil mengurangi tekanan terhadap Rusia, yang menginvasi Ukraina secara besar-besaran pada 2022.

Pada Selasa, Zelenskiy kembali menegaskan bahwa Ukraina tidak akan pernah menyerahkan Krimea, wilayah yang direbut Rusia pada 2014 dan secara luas dikecam dunia internasional. "Tidak ada yang bisa dibicarakan soal ini. Ini bertentangan dengan konstitusi kami," ujarnya.

Trump menyebut pernyataan Zelenskiy sebagai provokatif dan menghambat perdamaian. Dalam unggahan di media sosial Truth Social, ia menilai bahwa Krimea telah lama "hilang" dan "bukan lagi bahan perundingan."

Zelenskiy mengakui bahwa pembicaraan di London antara pejabat AS, Ukraina, dan Eropa berlangsung penuh emosi, namun ia tetap berharap kerja sama dapat menghasilkan perdamaian. 

Baca Juga: Presiden Ukraina Zelenskiy Siap Mundur Jika Demi Perdamaian Ukraina

Ia menegaskan komitmen Ukraina terhadap konstitusinya dan menyatakan keyakinannya bahwa mitra-mitranya, khususnya AS, akan menghormati keputusan tersebut.

Ia juga melampirkan Deklarasi Krimea 2018 dari mantan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo yang menegaskan penolakan AS atas pencaplokan Krimea oleh Rusia.

Trump, yang dalam kampanye pemilihannya berjanji mengakhiri perang dalam 24 jam setelah kembali ke Gedung Putih, kembali mengecam Zelenskiy. Ia menyatakan bahwa AS hampir mencapai kesepakatan damai dan menilai pembicaraan di London berjalan "cukup baik." 

Namun ia juga menegaskan bahwa diperlukan dua pemimpin kuat, yakni Zelenskiy dan Presiden Rusia Vladimir Putin, untuk menyepakati gencatan senjata agar pertumpahan darah segera berhenti.

Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, membatalkan kehadirannya dalam perundingan di London. Akibatnya, pertemuan lanjutan dengan para menteri luar negeri dari Ukraina, Inggris, Prancis, dan Jerman juga dibatalkan, mencerminkan perbedaan pandangan antara Washington, Kyiv, dan sekutu Eropa mengenai solusi damai.

Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, menyatakan bahwa Trump sangat frustrasi dengan lambannya proses perundingan dan menyebut Zelenskiy sebagai pihak yang bergerak ke arah yang salah.

Baca Juga: Sudah Bantu Perang, AS Minta Aset Mineral Ukraina

Sumber-sumber menyebutkan bahwa proposal dari utusan Trump, Steve Witkoff, tidak hanya mengakui aneksasi Krimea oleh Rusia, tetapi juga menyetujui kontrol Rusia atas sekitar 20% wilayah Ukraina, mengesampingkan keanggotaan Ukraina di NATO, serta mencabut sanksi Barat terhadap Rusia.

Utusan Trump untuk Ukraina, Keith Kellogg, mengatakan melalui media sosial bahwa pembicaraan di London berlangsung positif. Ia mendesak langkah nyata sesuai arahan Trump: hentikan pembunuhan, capai perdamaian, dan utamakan kepentingan Amerika.



TERBARU

[X]
×