Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Donald Trump tengah berupaya mencapai kesepakatan mineral dengan Ukraina. Sumber Reuters mengatakan, keduanya tengah menegosiasikan persyaratan terperinci mengenai berapa banyak sumber daya Ukraina yang dapat dimiliki Amerika Serikat (AS).
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy sejak Minggu lalu menolak proposal AS. Pada proposal itu, AS meminta 50% dari mineral penting Ukraina seperti grafit, uranium, titanium, dan litium. Komoditas ini penting bagi baterai mobil listrik.
Baca Juga: Trump dan Elon Musk Bahas Efisiensi dan Penghematan di Sebuah Wawancara Eksklusif
Trump menginginkan pakta kesepakatan ini ditandatangani sehingga AS bisa melanjutkan dukungan militer terhadap Ukraina atau AS akan memulai upaya perjanjian damai Ukraina dan Rusia.
Trump telah mengirim utusannya, yakni Keith Kellogg, untuk membahas parameter pakta dan apa yang dibutuhkan Ukraina sebagai imbalan. Zelenskiy mengatakan, pihaknya akan bertemu dengan Kellogg pada Kamis (20/2).
"Pertemuan ini sangat penting bagi kami dan kerja sama keseluruhannya akan mengarah pada kerja sama konstruktif dengan Amerika," beber Zelenskiy.
Sumber anonim Reuters mengatakan, Gedung Putih menolak menanggapi pertanyaan mengenai, apakah AS akan terus mengupayakan kesepakatan pembagian barang mineral dengan pemerintahan Zelenskiy. Namun, seecara tegas sumber itu menyatakan bahwa Zelenskiy sudah seharusnya tahu diri.
Tak mau jual negara
Pemerintahan AS di bawah Presiden Trump, lanjut sumber yang dikutip Reuters, merasa berhak untuk memperoleh bagian mineral dari Ukraina karena telah memberikan bantuan militer kepada Ukraina selama tiga tahun terakhir. Bantuan itu nilainya puluhan miliar dollar AS.
Baca Juga: Donald Trump Berencana Terapkan Tarif 25% untuk Otomotif, Semikonduktor, dan Farmasi
Trump juga mengatakan, investasi AS dalam mineral Ukraina dapat memastikan pengembalian uang. Trump mendesak Kyiv untuk memberikan konsesi mineral AS senilai US$ 500 miliar sebagai pengakuan atas bantuan Washington.
Sementara Zelenskiy menilai, kesepakatan tersebut terlalu berfokus pada kepentingan AS dan tidak memiliki jaminan keamanan untuk Kyiv. "Saya tidak bisa menjual negara," kata dia, Rabu (20/2). Sumber lain mengatakan, Kyiv siap membuat kesepakatan, tetapi tidak boleh terlihat terlalu diatur dan di bawah perintah AS.