Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Para pejabat AS berencana untuk menggunakan pertemuan hari Selasa (11/3/2026) dengan delegasi Ukraina di Arab Saudi untuk menentukan apakah Ukraina bersedia memberikan konsesi material kepada Rusia guna mengakhiri perang.
Delegasi AS juga akan mencermati tanda-tanda bahwa Ukraina serius ingin memperbaiki hubungan dengan pemerintahan Trump setelah pertemuan antara Presiden Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy berubah menjadi pertengkaran bulan lalu.
Hal tersebut diungkapkan oleh salah satu pejabat AS, yang meminta identitasnya dirahasiakan untuk meninjau pembicaraan tertutup tersebut.
Reuters melaporkan, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio akan terbang ke Jeddah pada hari Minggu untuk pembicaraan bilateral dengan pejabat Ukraina, yang akan dipimpin oleh Andriy Yermak, seorang ajudan utama Zelenskiy.
Rubio diperkirakan akan bergabung dengan Penasihat Keamanan Nasional Mike Waltz dan utusan Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff.
"Anda tidak dapat mengatakan 'Saya menginginkan perdamaian,' dan, 'Saya menolak untuk berkompromi pada apa pun,'" kata salah satu pejabat AS tentang pembicaraan yang akan datang.
Baca Juga: Ukraina Dongkrak Pembelian Drone FPV Buatan Dalam Negeri secara Drastis di 2025
"Kami ingin melihat apakah Ukraina tertarik bukan hanya pada perdamaian, tetapi juga pada perdamaian yang realistis," kata pejabat lainnya. "Jika mereka hanya tertarik pada batas wilayah tahun 2014 atau 2022, itu artinya sesuatu."
Trump menyatakan optimismenya tentang perundingan tersebut.
"Saya yakin, kami akan membuat banyak kemajuan minggu ini," katanya kepada wartawan yang bepergian bersamanya di Air Force One.
Zelensky mengatakan dalam pidato video malam harinya bahwa ia akan pergi ke Arab Saudi pada hari Senin untuk "terus bekerja demi perdamaian."
Zelenskiy menambahkan, dirinya berharap perundingan antara timnya dan pejabat AS akan membuahkan hasil.
"Ini menyangkut keduanya, yaitu mendekatkan perdamaian dan melanjutkan dukungan," kata Zelenskiy.
Sementara itu, Eropa berpendapat bahwa Ukraina hanya dapat menandatangani kesepakatan dengan Rusia dari posisi yang kuat dan bahwa Kyiv tidak boleh terburu-buru ke meja perundingan dengan agresor.
Zelensky mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin tidak menginginkan perdamaian, dan Rusia akan menyerang negara-negara Eropa lainnya jika invasinya ke Ukraina tidak menghasilkan kekalahan yang jelas.
Baca Juga: Militer Rusia Rebut Kembali 32 Permukiman di Wilayah Kursk dari Kendali Ukraina