Sumber: Bloomberg | Editor: Harris Hadinata
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ternyata bukan hanya Korea Selatan (Korsel) yang kelimpungan mendengar pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump soal kesepakatan investasi di AS. Jepang juga diduga kesulitan bila harus berinvestasi di AS dengan cara seperti yang diminta Trump.
Seperti diketahui, dalam kesepakatan terkait tarif dengan AS, Korsel menjanjikan investasi US$ 350 miliar di AS. Sementara Jepang menjanjikan investasi US$ 550 miliar. Trump mengatakan, investasi tersebut akan dibayarkan secara tunai di muka, sehingga bisa membantu ekonomi AS.
Pemerintah Jepang justru menyatakan, pihaknya dapat melakukan renegosiasi perdagangan dengan AS jika kesepakatan tersebut tidak menguntungkan Jepang. “Kami harus teguh pada pendirian jika ada ketidakadilan yang tidak menguntungkan Jepang dalam proses implementasi kesepakatan ini,” kata Sanae Takaichi, salah satu calon Ketua Partai Demokratis Liberal Jepang, Minggu (28/9), seperti dikutip Bloomberg.
tBaca Juga: Korsel Tak Mampu Bayar Investasi US$350 Miliar kepada AS untuk Kesepakatan Tarif
Skema pendanaan investasi Jepang di AS senilai US$ 550 miliar tersebut memang masih belum jelas. Bloomberg melaporkan, dalam nota kesepahaman yang ditandatangani AS dan Jepang menetapkan, setelah Trump memilih proyek investasi untuk didanai Jepang, negara tersebut punya waktu 45 hari kerja untuk memproses dana tersebut.
Dana tersebut semuanya harus disediakan dalam dolar AS dan tersedia di rekening atau rekening-rekening yang ditentukan oleh AS. Namun, Kepala Negosiator Perdagangan Jepang Ryosei Akazawa menegaskan, Jepang tidak akan menyediakan dana untuk proyek-proyek yang tidak akan menguntungkan Jepang.
Pendanaan Jepang rencananya akan disediakan oleh JBIC dan NEXI. Akazawa mengatakan, mekanisme investasi tersebut tidak akan memengaruhi keuangan pemerintah Jepang karena akan dijalankan sesuai dengan undang-undang yang berlaku, yang mengikat JBIC dan NEXI.
Baca Juga: Tarif AS, Ancam Ekspor Produk Farmasi Singapura Senilai US$ 3,10 Miliar
Akazawa juga menyebut, hanya 1%-2% dari US$ 550 miliar tersebut yang akan berupa investasi actual dalam bentuk uang tunai. Sedangkan sisanya berupa pinjaman dan jaminan pinjaman.
Sebelumnya, pemerintah Korsel mengatakan persyaratan AS terkait investasi US$ 350 miliar tidak realistis. "Kami tidak mampu membayar US$ 350 miliar secara tunai," kata Wi Sung-lac, Penasihat Keamanan Nasional Korea Selatan, dalam wawancara dengan Channel A News, Sabtu (27/9).
Perdana Menteri Korea Selatan Kim Min-seok mengatakan dalam wawancara dengan Bloomberg News pekan lalu, tanpa perjanjian pertukaran mata uang dengan AS, investasi tersebut dapat memberikan pukulan telak bagi perekonomian Korsel. Jumlah US$ 350 miliar tersebut setara dengan lebih dari 80% cadangan devisa Korea Selatan.