Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
Arab Saudi dan Amerika Serikat telah menjalin hubungan erat selama beberapa dekade berdasarkan kesepakatan kuat: kerajaan menyediakan minyak, dan negara adidaya itu memberikan perlindungan keamanan.
Trump juga mengatakan bahwa ia mungkin akan mengunjungi Turki pada hari Kamis untuk kemungkinan pembicaraan antara Vladimir Putin dan Volodymyr Zelenskiy terkait perang Rusia-Ukraina.
Seorang ajudan Zelenskiy menyatakan bahwa presiden Ukraina hanya akan ikut serta jika Putin hadir. Pemimpin Rusia itu belum mengonfirmasi kehadirannya dan mempertanyakan legitimasi Zelenskiy.
Baca Juga: Arab Saudi Bakal Tambah Investasi di Amerika Serikat
Ini merupakan perjalanan luar negeri kedua Trump sejak kembali menjabat sebagai presiden pada Januari lalu, perjalanan pertamanya adalah ke Roma untuk menghadiri pemakaman Paus Fransiskus dan berlangsung di tengah ketegangan geopolitik.
Selain mendorong penyelesaian konflik di Ukraina, pemerintahannya juga mengupayakan mekanisme bantuan baru untuk Gaza setelah 19 bulan perang, serta mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menyetujui perjanjian gencatan senjata baru.
Pejabat Israel bersikap tenang atas keputusan Trump untuk tidak singgah ke Israel selama kunjungannya, tetapi keraguan di dalam negeri mengenai posisi Israel dalam prioritas Washington semakin besar, seiring meningkatnya frustrasi di AS atas kegagalan menghentikan perang di Gaza.
Akhir pekan lalu, negosiator dari AS dan Iran bertemu di Oman untuk membahas kemungkinan kesepakatan dalam membatasi program nuklir Teheran. Trump telah mengancam akan mengambil tindakan militer terhadap Iran jika upaya diplomatik gagal.
Baca Juga: Arab Saudi Dapat Jackpot! Temukan Emas Putih di Ladang Minyaknya
Media Iran, Nournews, mengutip Kepala Staf Angkatan Bersenjata Mohammad Bagheri pada hari Selasa yang mengatakan bahwa negara-negara tetangga Iran seharusnya bersikap netral, dan bahwa segala bentuk agresi terhadap Iran akan dibalas secara tegas.
Trump diperkirakan akan menawarkan paket persenjataan senilai lebih dari US$ 100 miliar kepada Arab Saudi, menurut sumber Reuters. Paket ini dapat mencakup berbagai jenis senjata canggih.
Utusan Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, mengatakan pekan lalu bahwa ia memperkirakan akan ada kemajuan dalam waktu dekat terkait perluasan Abraham Accords, sebuah rangkaian kesepakatan yang dijalin Trump pada masa jabatan pertamanya, di mana negara-negara Arab seperti UEA, Bahrain, dan Maroko mengakui Israel.
Namun, penolakan Netanyahu terhadap penghentian permanen perang di Gaza atau pembentukan negara Palestina membuat kemungkinan kemajuan dalam pembicaraan serupa dengan Riyadh menjadi kecil, menurut sumber Reuters.