kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,47   -12,05   -1.29%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Trump sebut tarif impor produk China akan mengembalikan lapangan kerja di AS, yakin?


Jumat, 02 Agustus 2019 / 17:42 WIB
Trump sebut tarif impor produk China akan mengembalikan lapangan kerja di AS, yakin?


Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. Ketika pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberlakukan tarif atas barang-barang China senilai US$ 250 miliar pada tahun lalu, langkah tersebut dijual kepada publik Amerika sebagai peluru ajaib yang akan membawa lapangan pekerjaan kembali ke AS. Berhasilkah?

Di bawah tekanan yang meningkat ketika AS mematok tarif impor dari produk buatan China, sejumlah perusahaan asal AS di China memang angkat kaki dari China. Misalnya saja Nike, Crocs, Roomba dan GoPro. Tetapi dari mereka yang pergi dari China, sangat sedikit yang kembali ke AS.

Baca Juga: Trump ancam kenakan tarif lagi pada China, produsen chip AS bakal ikut rugi

Sisanya memilih Vietnam, India, Bangladesh, dan Meksiko. Sejumlah perusahaan besar lain macam Dell, Sony dan HP juga kini dilaporkan sedang mempertimbangkan langkah serupa.

"Tarif yang dikenakan Trump mungkin telah mengirim pesan untuk meminta perusahaan-perusahaan AS untuk mempertimbangkan untuk pergi dari China. Tetapi sangat sedikit yang benar-benar akan menindaklanjutinya," kata Daniel Ikenson, Direktur Pusat Studi Kebijakan Perdagangan di Cato Institute seperti dikutip South China Morning Post.

"Soalnya biaya produksi di Amerika sudah terlalu mahal," ucap dia.

Baca Juga: China Akan Membalas Jika Trump Mengenakan Tarif Baru

Trump mengatakan AS memenangkan perang dagang setelah gencatan senjata usai pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping pada akhir Juni lalu.

Tetapi karena AS dan China terlibat dalam putaran pembicaraan baru pada minggu ini di Shanghai setelah kebuntuan yang panjang, ada beberapa tanda kebangkitan dari manufaktur Amerika.

Perusahaan konsultan AT Kearny mencatat produsen asal AS terus memandang negara-negara selain kampung halamannya sebagai lokasi yang lebih diinginkan untuk memproduksi atau membeli berbagai produk.

Baca Juga: Trump ancam kenakan tarif baru ke China, peluang pemangkasan bunga The Fed terbuka

Its Reshoring Index, yang melacak jumlah barang AS yang diimpor dari negara lain dan diproduksi di dalam negeri juga menurun untuk tahun ketiga berturut-turut pada tahun 2018 meskipun ada Trump membuat berbagai macam kebijakan perdagangan.

Sejumlah analis menilai, meski pengenaan tarif cukup membantu untuk mendorong perusahaan AS keluar dari China, namun mereka tidak bertanggung jawab untuk membuka lapangan pekerjaan di AS.

“Tidak ada tanda-tanda bahwa produsen AS akan kembali ke negaranya karena kebijakan perdagangan. Lebih masuk akal untuk memproduksi barang negara yang tenaga kerjanya lebih banyak dan murah," kata peneliti AT Kearny, Johan Gott.

Baca Juga: Terhimpit Trump-Powell, investor global alami 48 jam yang brutal

Memang benar bahwa sejak Trump menjabat pada Januari 2017, jumlah tenaga kerja di sektor manufaktur AS telah meningkat. Bulan lalu, angkanya mencapai 12,8 juta alias naik 400.000 lapangan pekerjaan dari saat ia pertama kali memerintah.

Akan tetapi, data statistik tenaga kerja menunjukkan bahwa peningkatan dalam pekerjaan di sektor manufaktur ini lebih lambat daripada seharusnya.

Data Biro Tenaga Kerja AS menunjukkan bahwa sejak 2017 ekonomi AS telah mendorong terbukanya nyaris 6 juta pekerjaan.

Lauren Goodwin, seorang ekonom dan ahli strategi di New York Life Investments menyebut pekerjaan di bidang manufaktur, yang menyumbang sekitar 10% dari total output ekonomi, seharusnya meningkat 600.000 lapangan kerja pada periode itu untuk mengimbangi pertumbuhan ekonomi, 

Baca Juga: AS Kenakan Sanksi Terhadap Menlu Iran, Presiden Rouhani: "Kekanak-kanakan"

“Jadi peningkatan itu benar-benar tidak terlalu mengesankan. Karena sebenarnya tertinggal dari pertumbuhan ekonomi rata-rata,” katanya.

Sebagai perbandingan, dalam dua setengah tahun masa jabatan kedua presiden Barack Obama, mulai tahun 2013, lapangan pekerjaan di sektor manufaktur, meningkat sebesar 330.000 lapangan pekerjaan tanpa adanya pengenaan tarif terhadap produk impor.




TERBARU

[X]
×