Sumber: Reuters | Editor: Sanny Cicilia
WASHINGTON. Langkah kontroversi Presiden Donald Trump tak pernah luput menyedot perhatian dunia. Kali ini, kemarin (1/6), Trump memutuskan untuk menarik komitmen dari perjanjian global tentang perubahan iklim yang disusun 2015 lalu.
Trump mengatakan, kesepakatan yang disebut perjanjian PAris ini akan mengganggu pertumbuhan ekonomi AS, lapangan kerja, melemahkan kedaulatan dan memposisikan AS bisa dimanfaatkan oleh negara lain.
"Kita tidak akan membiarkan pemimpin dan negara lain menertawakan kita lagi. Negara-negara yang meminta kita tetap masuk dalam kesepakatan itu adalah mereka yang telah secara bersama-sama membebani AS triliunan dollar lewat praktik perdagangan yang sulit dan berkontribusi sedikit pada aliansi militer kita," kata Trump.
Para pendukung perjanjian ini menyebut, keputusan AS mengejutkan di tengah langkah internasional memerangi pemanasan global, yang efeknya belum terlalu parah di masa kini.
Mantan Presiden AS Barack Obama juga menyayangkan langkah Trump. "Tapi meskipun dengan ketiadaan AS, saya percaya, negara-negara, kota, pebisnis, akan terus melangkah untuk melindungan planet untuk generasi mendatang kita," kata dia.
Perdana Menteri Italia Paolo Gentiloni, Kanselir Jerman Angela Merkel, dan Presiden Prancis Emmanuel Macron satu suara, perjanjian ini tidak bisa direnegosiasi. Mereka mendorong negara-negara lainnya terus memerangi perubahan iklim dan berjanji akan menolong lebih cepat bagi negara-negara berkembang agar dapat melaksanakan ini juga.