kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.164.000   41.000   1,93%
  • USD/IDR 16.695   76,00   0,46%
  • IDX 8.125   85,16   1,06%
  • KOMPAS100 1.130   12,55   1,12%
  • LQ45 811   6,69   0,83%
  • ISSI 282   3,69   1,32%
  • IDX30 425   2,99   0,71%
  • IDXHIDIV20 489   5,53   1,14%
  • IDX80 124   1,36   1,11%
  • IDXV30 133   1,56   1,18%
  • IDXQ30 135   1,11   0,83%

Trump Ubah Aturan Visa H-1B, Tenaga Kerja Asing Bergaji Besar Jadi Prioritas


Selasa, 23 September 2025 / 21:28 WIB
Diperbarui Selasa, 23 September 2025 / 22:17 WIB
Trump Ubah Aturan Visa H-1B, Tenaga Kerja Asing Bergaji Besar Jadi Prioritas
Presiden Amerika Serikat Donald Trump memamerkan surat perintah eksekutif yang ditandatangani pada kartu visa emas di Ruang Oval Gedung Putih di Washington, D.C., Amerika Serikat, 19 September 2025.


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pemerintahan Donald Trump pada Selasa (23/9/2025) mengajukan usulan aturan baru yang akan mengubah proses seleksi visa H-1B dengan memberi prioritas lebih besar kepada pekerja asing dengan keterampilan tinggi dan gaji lebih besar.

Dalam pemberitahuan resmi di Federal Register, disebutkan bahwa jika jumlah permintaan visa H-1B melebihi batas tahunan sebanyak 85.000, maka aplikasi dari pemberi kerja yang menawarkan upah tinggi akan mendapatkan bobot lebih besar.

Baca Juga: JPMorgan Kaget! Biaya Visa H-1B AS Tembus Rp1,5 Miliar

Langkah ini diklaim bertujuan melindungi pekerja Amerika dari persaingan upah yang dianggap tidak adil dengan tenaga kerja asing.

Sejak menjabat pada Januari, Trump meluncurkan kebijakan imigrasi yang ketat, termasuk dorongan deportasi massal dan upaya untuk memblokir pemberian kewarganegaraan bagi anak-anak imigran ilegal.

Dalam beberapa hari terakhir, fokus Gedung Putih makin tertuju pada program H-1B, yang banyak digunakan perusahaan teknologi dan outsourcing untuk merekrut tenaga kerja terampil dari luar negeri.

Baca Juga: Apa itu visa H-1B yang Tengah Viral di Amerika? Ini Penjelasannya

Pada Jumat lalu, pemerintahan Trump juga mengumumkan rencana untuk mengenakan biaya US$100.000 per tahun bagi perusahaan yang mengajukan visa H-1B.

Kebijakan itu sempat menimbulkan kepanikan, ketika sejumlah perusahaan teknologi besar memperingatkan pemegang visa agar tetap berada di Amerika Serikat (AS) atau segera kembali. Gedung Putih kemudian meluruskan bahwa biaya tersebut hanya berlaku untuk aplikasi visa baru.

Selanjutnya: Liverpool vs Southampton, Live Streaming, Prediksi & Jadwal Carabao Cup 2025-2026

Menarik Dibaca: Tengok Cepat Ramalan 12 Zodiak Karier & Keuangan Besok Rabu, 24 September 2025




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×