kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.164.000   41.000   1,93%
  • USD/IDR 16.650   40,00   0,24%
  • IDX 8.073   33,02   0,41%
  • KOMPAS100 1.121   3,15   0,28%
  • LQ45 805   1,13   0,14%
  • ISSI 279   0,74   0,27%
  • IDX30 422   -0,17   -0,04%
  • IDXHIDIV20 486   2,82   0,58%
  • IDX80 123   0,23   0,19%
  • IDXV30 132   0,50   0,38%
  • IDXQ30 135   0,50   0,37%

JPMorgan Kaget! Biaya Visa H-1B AS Tembus Rp1,5 Miliar


Selasa, 23 September 2025 / 09:15 WIB
JPMorgan Kaget! Biaya Visa H-1B AS Tembus Rp1,5 Miliar
ILUSTRASI. FILE PHOTO: People walk inside JP Morgan headquarters in New York, October 25, 2013. REUTERS/Eduardo Munoz/File Photo GLOBAL BUSINESS WEEK AHEAD


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JPMorgan Chase & Co berencana menjalin dialog dengan para pemangku kepentingan dan pembuat kebijakan setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan kebijakan baru berupa biaya satu kali sebesar US$100.000 untuk setiap visa kerja H-1B.

Kabar ini dilaporkan oleh harian Times of India pada Selasa (23/9/2025), mengutip wawancara dengan CEO JPMorgan, Jamie Dimon.

Baca Juga: Apa itu visa H-1B yang Tengah Viral di Amerika? Ini Penjelasannya

Sejumlah perusahaan teknologi besar sebelumnya telah memperingatkan para pemegang visa agar tetap berada di Amerika Serikat atau segera kembali, menyusul aturan pemerintah AS yang mewajibkan perusahaan menanggung biaya visa tersebut.

“Bagi kami, visa sangat penting karena kami memindahkan tenaga ahli secara global — para pakar yang dipromosikan untuk menempati posisi baru di berbagai pasar,” ujar Dimon.

Gedung Putih kemudian mengklarifikasi bahwa biaya tersebut akan berlaku untuk setiap permohonan visa baru, bukan bagi pemegang visa yang sudah ada dan hendak masuk kembali ke Amerika Serikat.

Menanggapi perkembangan perundingan dagang AS–India, Dimon menyampaikan harapannya agar Presiden Trump dan Perdana Menteri India Narendra Modi bisa mencapai kesepakatan.

Baca Juga: Nasscom: Klarifikasi Visa H-1B AS Meredakan Ketidakpastian

“Saya melihat India sebagai sahabat alami Amerika. Kita tidak perlu meminta India untuk berpihak, tetapi seharusnya kita mengulurkan tangan dan membangun hubungan,” tambah Dimon.

Menteri Perdagangan India Piyush Goyal saat ini berada di Washington untuk mempercepat pembahasan perjanjian dagang yang sudah lama tertunda, hanya sepekan setelah delegasi AS bertemu pejabat perdagangan di New Delhi.

Sebagai catatan, Trump pada Agustus lalu telah memberlakukan tarif tambahan sebesar 25% untuk impor asal India mulai 27 Agustus 2025.

Dengan kebijakan itu, total bea masuk terhadap produk India menjadi 50%, sebagai bagian dari tekanan Washington terhadap Moskow terkait invasi Rusia ke Ukraina.

Baca Juga: Panik Pemegang Visa H-1B: Pekerja Asing Berbondong-bondong Kembali ke AS

Rencana kunjungan delegasi AS ke New Delhi pada 25–29 Agustus akhirnya dibatalkan setelah perundingan terhenti, lantaran India menolak desakan AS untuk membuka pasar pertanian dan produk susu yang sangat besar.

Selanjutnya: Presiden Prabowo di KTT PBB: Indonesia Siap Kirim Pasukan Perdamaian ke Palestina

Menarik Dibaca: Kapan BBM di SPBU Shell BP Vivo Tersedia Lagi? Ini Kata Pemerintah




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×