Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. Badan industri teknologi informasi India, Nasscom mengungkapkan, klarifikasi Amerika Serikat yang menetapkan biaya yang lebih tinggi untuk aplikasi visa H-1B hanya akan dikenakan pada aplikasi baru telah membantu mengurangi ketidakpastian.
Mengutip Reuters, Senin (22/9/2025), Nasscom mengatakan, perusahaan-perusahaan India dan yang berpusat di India yang beroperasi di AS telah secara signifikan mengurangi ketergantungan mereka pada visa H-1B.
Nasscom menambahkan bahwa mereka memperkirakan dampaknya hanya marjinal bagi sektor ini.
Asal tahu saja, Presiden AS Donald Trump mengenakan biaya sebesar US$ 100.000 untuk visa H-1B baru mulai hari Minggu.
Baca Juga: Panik Pemegang Visa H-1B: Pekerja Asing Berbondong-bondong Kembali ke AS
Gedung Putih telah mengklarifikasi bahwa perintah tersebut hanya berlaku untuk pemohon baru, bukan pemegang visa yang sudah ada atau mereka yang ingin memperbarui visa, sehingga mengatasi kebingungan mengenai siapa yang akan terdampak.
Klarifikasi bahwa biaya tersebut merupakan biaya satu kali dan bukan tahunan meredakan kekhawatiran tentang kelangsungan bisnis, katanya.
Biaya tersebut, yang berlaku mulai siklus aplikasi H-1B berikutnya, yaitu pada tahun 2026, memberi perusahaan waktu untuk meningkatkan keterampilan dan merekrut lebih banyak tenaga kerja di AS.
Baca Juga: Gedung Putih Menyatakan Biaya Visa H-1B Baru Tidak Berlaku Bagi Pemegang Visa Lama
Perusahaan-perusahaan di sektor TI India yang bernilai US$ 283 miliar, yang memperoleh sekitar 57% pendapatannya dari AS, mengirimkan pekerja ke luar negeri untuk mengerjakan proyek-proyek klien.
Bahkan biaya satu kali sebesar US$ 100.000 untuk visa baru pun terasa mahal, kata para analis dan pengacara.
Menurut Nasscom, jumlah pekerja H-1B sangat kecil dibanding keseluruhan tenaga kerja AS.
Perusahaan-perusahaan TI telah mengurangi ketergantungan mereka pada visa H-1B.
"Industri ini menghabiskan lebih dari US$ 1 miliar untuk peningkatan keterampilan dan perekrutan lokal di AS, dan jumlah perekrutan lokal telah meningkat pesat," kata Nasscom.