Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
Dalam dua minggu pertamanya menjabat, Trump telah mengeluarkan sejumlah pernyataan kontroversial, termasuk gagasan AS untuk mengambil alih Greenland, kemungkinan menyita Terusan Panama, serta menyatakan bahwa Kanada seharusnya menjadi negara bagian ke-51 AS.
Beberapa pengamat menilai retorika ekspansionis Trump mengingatkan pada imperialisme klasik, yang dapat digunakan sebagai pembenaran bagi Rusia dalam perangnya di Ukraina atau bagi China untuk menyerang Taiwan.
Trump menggambarkan Gaza sebagai "simbol kematian dan kehancuran" dan menyatakan bahwa warga Palestina harus ditempatkan di "berbagai wilayah" di negara lain.
Ia juga menyatakan bahwa AS akan mengambil alih Gaza, meratakan lokasi tersebut, dan membangun kembali perekonomiannya, meskipun tanpa menjelaskan mekanisme pelaksanaannya.
Baca Juga: Donald Trump Ingin Bersihkan Jalur Gaza dari Rakyat Palestina, Minta Tetangga Tampung
Sebagai mantan pengembang real estat, Trump optimistis bahwa Gaza dapat diubah menjadi pusat ekonomi yang maju. Namun, ia tidak merinci bagaimana AS akan menguasai wilayah itu serta bagaimana keamanannya akan dijamin.
Selain itu, Trump juga tidak menjelaskan ke mana warga Palestina akan direlokasi. Ia hanya menyatakan keyakinannya bahwa Mesir dan Yordania akan menerima banyak dari mereka, meskipun kedua negara tersebut telah menolak gagasan tersebut secara terbuka.
Dampak dari usulan Trump terhadap negosiasi gencatan senjata di Gaza masih belum jelas. Hamas tetap bersikeras untuk mempertahankan keberadaannya di Gaza, sementara Netanyahu telah bertekad untuk menghancurkan kelompok tersebut dan tidak akan membiarkannya kembali berkuasa di wilayah itu.
Utusan Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, sebelumnya berperan dalam membantu pemerintahan Biden mencapai kesepakatan gencatan senjata tahap pertama di Gaza. Kesepakatan ini telah menghasilkan pembebasan 18 sandera oleh Hamas dan ratusan tahanan Palestina oleh Israel.
Baca Juga: Militer Israel Membunuh 30 Warga Palestina yang Berlindung di Kantor Pos Gaza
"Kita kini memasuki Fase 2," kata Witkoff. Ia menyebutkan bahwa dirinya telah bertemu Netanyahu untuk membahas parameter kebijakan negosiasi dan akan bertemu dengan Perdana Menteri Qatar, yang bertindak sebagai mediator, dalam beberapa hari ke depan.