Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - HANOI. Vietnam pada Rabu (26/8) menuduh China melanggar kedaulatannya dengan melakukan latihan militer di bagian yang disengketakan di Laut China Selatan dan mengatakan tindakan Beijing memperumit negosiasi untuk menetapkan kode etik di wilayah tersebut.
China minggu ini memulai enam hari latihan di perairan dekat Kepulauan Paracel, di mana wilayah tersebut juga diklaim Vietnam. Latihan militer di wilayah yang disengketakan itu merupakan yang kedua kalinya dilakukan militer China dalam dua bulan terakhir.
"Latihan militer berulang China di (Kepulauan Paracel) melanggar kedaulatan Vietnam, mempersulit negosiasi kode etik para pihak di Laut China Selatan antara China dan ASEAN," kata juru bicara kementerian luar negeri Vietnam, Le Thi Thu Hang, dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters.
Baca Juga: China memprotes pesawat mata-mata AS yang sedang menonton latihan militernya
Pada tahun 2020 ini, Vietnam mendapat giliran sebagai ketua Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), yang memimpin 10 negara, yang telah lama melakukan negosiasi berlarut-larut dengan Beijing mengenai kode etik di Laut Cina Selatan.
Pada KTT 26 Juni di Hanoi, Vietnam dan Filipina, penantang paling vokal China di atas lautan, memperingatkan meningkatnya ketidakamanan regional di tengah kekhawatiran bahwa Beijing meningkatkan klaim teritorial di bawah kedok pandemi Covid-19.
China mengklaim sekitar 80% wilayah di Laut China Selatan berdarkan klaim sejarah. China menggunakan "garis putus-putus" berbentuk U yang mencakup petak zona ekonomi eksklusif Vietnam, atau ZEE, serta Kepulauan Paracel dan Kepulauan Spratly. Ini juga tumpang tindih dengan ZEE Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam.
Baca Juga: Xi Jinping: China menawarkan akses pasar yang lebih luas
Vietnam dan Filipina bulan lalu mengkritik penyelenggaraan latihan militer China sebelumnya di daerah tersebut.
Amerika Serikat pada bulan Juni juga memperkuat posisinya di Laut China Selatan, di mana ia menuduh China berusaha membangun kerajaan maritim di perairan yang berpotensi kaya energi.