kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,32   0,03   0.00%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tumbuh 21,3%, laba induk Google lebihi ekspektasi


Sabtu, 30 Juli 2016 / 09:40 WIB
Tumbuh 21,3%, laba induk Google lebihi ekspektasi


Reporter: Shuliya Indriya Ratanavara | Editor: Adi Wikanto

California. Upaya Alphabet Inc mendorong bisnis iklan melalui mobile advertising tidak sia-sia. Sepanjang kuartal dua tahun ini, Induk Google Inc itu sukses meraup laba US$ 8,42 per saham, melebihi ekspektasi analis yang cuma sebesar US$ 8,04.

Hasil ini menghilangkan kekhawatiran pasar terhadap efek pertumbuhan bisnis mobile ke Google. Raksasa teknologi ini memang punya sistem operasi smartphone Android yang menjamin eksistensi mereka di bisnis mobile. Tapi, selama ini Google masih lebih mengandalkan bisnis mesin pencari melalui desktop sebagai saluran penerimaan utama mereka.

Colin Gillis, analis dari BCG Partner, mengatakan, mayoritas pengiklan biasanya akan membayar lebih sedikit untuk tiap klik dari peranti mobile ketimbang desktop.

Namun, melihat kinerja yang meyakinkan di kuartal II 2016, ini menunjukkan ada perubahan di Google. “Mereka melakukan kerja yang luar biasa dalam memaksimalkan ranah mobile menjadi lebih efisien,” kata Gillis kepada Reuters.

Alphabet yang mempublikasikan laporan keuangan kuartal II 2016 kemarin menyatakan, laba mereka tumbuh 21,3% menjadi US$ 21,5 miliar dari periode yang sama di 2015. Sementara pendapatan perusahaan asal Amerika Serikat ini melonjak jadi US$ 4,88 miliar dari US$ 3,93 miliar.

Tak ayal, saham Alphabet langsung naik 6,5% menjadi US$ 816 per saham pasca laporan keuangan dirilis. Ruth Porat, Chief Financial Officer Alphabet, dinilai berjasa karena dianggap membawa budaya disiplin finansial yang lebih baik bagi perusahaan.

Sunder Pichai, Chief Executive Officer (CEO) Google, menyatakan, peningkatan kinerja ini juga didorong oleh penguatan pasar mobile video yang meningkat sampai dua kali lipat tahun ini. Para pengiklan rela membayar tarif yang cukup tinggi untuk menarik perhatian khalayak selama beberapa saat lewat tayangan iklan mobile video.

Keuntungan dari Google dari bisnis iklan melesat 19,5% jadi US$ 18,14 miliar, dengan peningkatan 29% untuk klik berbayar. Jadi, pengiklan hanya akan membayar jika iklan mereka diklik.

Tapi, menurut Patrick Moorhead analis dari Moor Insight & Strategy, tarif iklan per klik sedang turun sehingga mengkhawatirkan bisnis Google. “Pengiklan tak ingin membayar sebanyak itu untuk Google Ads,” ujarnya.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×