Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - TANZA. Tumpahan minyak dari kapal tanker laut yang terbalik di lepas pantai Teluk Manila di Filipina telah mencapai pesisir desa nelayan di dekatnya. Kondisi ini mengancam kesehatan dan mata pencaharian nelayan, saat upaya pembersihan tumpahan bahan bakar tersebut dimulai.
Mengutip Reuters, MT Terra Nova membawa 1,5 juta liter bahan bakar industri ketika tenggelam di laut lepas di provinsi Limay di Bataan, sebelah barat ibu kota Filipina, pada hari Kamis. Satu dari 17 awak tewas.
Nelayan di kota Tanza di provinsi Cavite, selatan Manila, putus asa setelah tumpahan minyak mendarat di pantai kota dan mereka melaporkan mencium bau busuk.
"Tumpahan minyak ini akan berdampak besar pada kami para nelayan karena kami bergantung pada laut dan laut telah terpengaruh oleh minyak," kata Renan Honsana yang berusia 48 tahun.
Dia menambahkan, "Kami harus menjual hasil tangkapan kami dengan harga sangat murah karena orang-orang tidak akan membelinya. Di mana kami bisa mencari nafkah selain dari laut ini," tambah Honsana.
Baca Juga: Kalahkan Thailand, Garuda Nusantara Juara Piala AFF U19 2024
Penjaga pantai Filipina mengatakan telah menutup kebocoran dari kapal tanker yang terbalik dan akan mulai menyedot minyak keluar untuk mencegah lebih banyak bahan bakar bocor keluar.
Mereka mengamati perairan Limay, Bulacan, dan Cavite melalui udara dan mengamati hanya ada "sedikit minyak" yang tumpah.
Para pejabat sedang menyelidiki apakah tenggelamnya kapal itu terkait dengan Topan Gaemi, yang mengintensifkan hujan monsun di Filipina, memicu banjir dan tanah longsor yang menewaskan sedikitnya 36 orang.
Baca Juga: Putin Beri Peringatan Keras ke AS Soal Rencana Penempatan Rudal Jarak Jauh di Jerman
Tumpahan minyak dari kapal tanker MT Princess Empress, yang membawa sekitar 800.000 liter bahan bakar industri ketika terbalik dan akhirnya tenggelam pada Februari tahun lalu, membutuhkan waktu tiga bulan untuk dibersihkan. Insiden itu memengaruhi kota-kota wisata.