Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
WASHINGTON. Setelah berminggu-minggu merencanakan serangan militer terhadap Suriah dengan para politisi, diplomatik, dan penasihat militernya, Presiden AS Barack Obama mengejutkan penasihatnya dengan perubahan keputusannya di detik-detik terakhir.
Keputusan untuk meminta persetujuan Kongres tersebut adalah keputusan Obama sendiri. Tak ada satu dari empat pemimpin Kongres meminta hal tersebut. Bahkan para penasihat keamanan AS juga tidak merekomendasikannya. Hal itu diungkapkan oleh sumber Bloomberg yang tak mau namanya diwartakan.
Perubahan keputusan Obama mengikuti dua perkembangan baru mengenai Suriah pada awal pekan lalu. Pertama, jaminan dari Pimpinan Angkatan Darat yang juga Kepala Staf Gabungan Martin Dempsey, bahwa seranagn terhadap Suriah tidak sensitif terhadap waktu. Kedua, keputusan Perdana Menteri Inggris David Cameron untuk meminta persetujuan parlemen di mana dia kalah dan tidak mendapatkan dukungan untuk menyerang Suriah.
Obama sepertinya memiliki penilaian tersendiri mengapa persetujuan dari Kongres AS sangat dibutuhkan. Yakni, meningkatkan kredibilitas terhadap aksi AS, memberikan informasi lebih kepada warga AS, membuat Kongres AS lebih diperhitungkan, menghindari Obama dari kritik politik dan mempertahankan tujuan jangka panjang AS dari keadaan perang permanen setelah serangan teroris 11 September 2011.
Dengan adanya penundaan tersebut juga memberikan Obama kesempatan untuk membangun koalisi yang lebih luas untuk mendapatkan dukungan atas serangan AS ke Suriah meskipun mereka tidak ikut menyerang Suriah. Catatan saja, Obama akan menghadiri pertemuan G020 pada pekan depan di St. Petersburg, Rusia. Prancis sudah memberikan sinyal untuk mendukung AS.