Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Dalam kunjungan terakhirnya ke Shanghai pada bulan November 2023, Xi menggunakan kunjungan tersebut untuk mendesak Shanghai agar membangun kekuatannya sebagai pusat keuangan internasional dan memimpin dalam bidang teknologi.
Pada saat itu, ia juga bertemu dengan provinsi-provinsi yang mewakili blok ekonomi yang dijuluki Tiongkok sebagai Sabuk Ekonomi Sungai Yangtze. Wilayah tersebut meliputi Shanghai dan 10 provinsi serta kota lain di sepanjang Sungai Yangtze dan merupakan pusat ekspor utama yang menyumbang lebih dari 40% produk domestik bruto Tiongkok.
Direktur Tiongkok Eurasia Group Dan Wang mengatakan Xi dapat menggunakan kunjungannya ke Shanghai untuk mendorong globalisasi yuan lebih lanjut dan untuk mendorong lebih banyak pembiayaan luar negeri guna mendukung perusahaan Tiongkok dalam merambah pasar global.
Wang mengatakan ada kemungkinan Xi akan fokus pada manufaktur dan ketenagakerjaan mengingat taruhannya.
"Kehilangan pekerjaan di wilayah tersebut bisa jadi besar jika mereka kehilangan setengah dari pesanan AS mereka," kata Wang.
Tonton: Trump Makin Ditinggalkan Pebisnis, Konglomerat AS Ramai-Ramai Mengkritik Perang Dagang
Pejabat Tiongkok mengatakan ekonomi dapat bertahan dari perang dagang, sementara juga menyarankan bahwa lebih banyak dukungan kebijakan dapat diberikan jika diperlukan.
Zhao Chenxin, wakil ketua Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional, mengatakan dalam konferensi pers pada hari Senin bahwa Beijing tetap "sangat yakin" bahwa Tiongkok akan mencapai target pertumbuhan ekonominya sekitar 5% untuk tahun 2025.
Zhao mengatakan Tiongkok dapat mengamankan cukup banyak kedelai, jagung, dan biji-bijian lainnya tanpa impor apa pun dari AS. Ia mengatakan Tiongkok juga dapat mengamankan energi yang dibutuhkannya tanpa membeli dari AS.