Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat
Pembunuhan Khashoggi, yang berdomisili di Amerika Serikat itu, memicu serangan di seluruh dunia terhadap Arab Saudi dan menyebabkan kerusakan pada citra Pangeran MBS di arena internasional.
Laporan CIA disebu-sebut menyimpulkan bahwa putra mahkota Arab Saudi itu memerintahkan pembunuhan, sebuah tuduhan yang dibantah oleh pemerintah Saudi.
Agnes Callamard, pelapor khusus PBB tentang eksekusi di luar hukum juga menemukan bukti yang dapat dipercaya bahwa MBS dan pejabat senior Saudi lainnya bertanggung jawab atas pembunuhan Khashoggi, dalam laporan investigasi yang diterbitkan pada Juni 2019.
Callamard juga diharapkan menjadi hadir di persidangan Jumat.
Baca Juga: Arab Saudi vonis mati 5 orang atas pembunuhan Khashoggi, penyidik PBB meradang
Pemerintah Saudi menyebut pembunuhan itu sebagai "operasi jahat" setelah berulang kali menyangkal keterlibatan dalam insiden itu selama berminggu-minggu.
Hubungan Turki dengan Arab saudi berada di bawah tekanan kuat setelah pembunuhan Khashoggi, yang secara pribadi dikenal oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Erdogan mengatakan pembunuhan itu diperintahkan pada "tingkat tertinggi" pemerintah Saudi.
Pada bulan Desember 2019, pengadilan di Arab Saudi dilaporkan menjatuhkan hukuman mati atas lima orang dan tiga lainnya dikenai hukuman penjara atas pembunuhan Khashoggi dalam pengadilan yang berlangsung tertutup.
Menurut Amnesty's Gardner, masalah utama dalam menyelidiki pembunuhan Khashoggi adalah kurangnya kerja sama otoritas Saudi dan tidak adanya orang yang dituduh.
"Dan itu benar-benar menggarisbawahi lagi mengapa penyelidikan internasional yang dipimpin PBB diperlukan. Untuk itu, kerja sama semua pihak diperlukan dengan pemerintah Turki dan Saudi berbagi semua bukti yang mereka kumpulkan," katanya.
Pada Mei 2020, putra Khashoggi, Salah mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa keluarganya telah memaafkan pembunuh ayahnya.
Baca Juga: Heboh gelombang penahanan di Arab Saudi, reputasi putra mahkota semakin tercoreng