Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
Garuda Indonesia mengoperasikan satu Boeing 737 MAX yang sudah mereka grounded sejak Maret lalu. Ketika itu, perusahaan penerbangan pelat merah ini sempat mengutarakan rencana meminta kompensasi ke Boeing.
Garuda Indonesia mengklaim, potensi kerugian akibat satu Boeing 737 MAX tidak bisa terbang mencapai US$ 3 juta per bulan, yang terdiri dari biaya sewa (leasing cost) dan potensi pendapatan (revenue).
Sementara Lion Air Group mengoperasikan 10 Boeing 737 MAX. Pada November lalu, Managing Director Lion Air Group Daniel Putut mengatakan, perusahaannya telah berkomunikasi intensif dengan Boeing untuk membicarakan kompensasi.
Baca Juga: Akhirnya, Boeing setop produksi 737 MAX mulai Januari 2020
"Kami sudah hitung dan sudah disampaikan juga kepada pihak Boeing. Mereka sudah berniat baik memberikan kompensasi," kata Daniel.
Poin kerugian Lion Air mencakup biaya pelatihan set kru, biaya perawatan selama pesawat berada di hanggar, kehilangan pendapatan, dan kehilangan laba. Tetapi, Daniel menolak mengungkapkan, nilai kompensasi yang Lion Air ajukan ke Boeing.