Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - Uber Technologies Inc pada hari Kamis untuk pertama kalinya merinci berapa banyak yang telah dihabiskan untuk mendukung pengemudi dan para pekerja pengiriman makan selama krisis virus corona melanda, yang menghantam bisnis perusahaan dan memaksa ribuan karyawan harus menderita Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Uber mengatakan dalam sebuah postingan di blognya bahwa mereka telah menghabiskan US$ 19 juta atau setara Rp 279,30 miliar (Kurs Rp 14.700 per dolar AS) hingga pertengahan Mei untuk membantu langsung keuangan para pengemudi mereka yang jumlahnya total hampir 48.900 di seluruh dunia, baik itu yang terinfeksi virus corona maupun yang diperintahkan untuk karantina.
Baca Juga: Cara Warren Buffett dan Masayoshi mengelola kerugian besar karena kesalahan investasi
Mengutip Reuters, Kamis (21/5), setengah dari jumlah itu dibayarkan kepada 12.350 pengemudi dan pekerja pengiriman di Amerika Serikat dan Kanda, pasar terbesar Uber dan dimana Uber memiliki sekitar 1,3 juta pengemudi.
Pengemudi di AS menerima rata-rata hampir US$ 650 atau setara Rp 9,55 juta. Namun jumlah pembayaran sangat bervariasi berdasarkan lokasi. Namun Uber tidak merinci pembayaran di negara-negara lain.
Namun seorang jubur bicara mengatakan, Uber telah memberikan bantuan keuangan di lebih dari 70 negara dimana Uber beroperasi.
Juru bicara itu mengatakan permintaan pengemudi untuk dukungan juga bervariasi tergantung pada jaring pengaman sosial yang ada di masing-masing negara.
Baca Juga: Bos SoftBank mengaku menyesal telah berinvestasi di WeWork
Sebelumnya, Uber mengatakan telah mengalokasikan US$ 50 juta untuk memasok driver dengan masker dan desinfektan dan membeli sekitar 28 juta masker.
Hampir setengah juta pengemudi dan petugas pengiriman telah menerima pasokan keselamatan hingga saat ini, kata perusahaan itu.