Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Kesepakatan Korea Utara dengan Rusia
Korea Utara telah mendapat kecaman internasional setelah Korea Selatan dan Amerika Serikat mengatakan Pyongyang telah mengirim 11.000 tentara ke Rusia untuk ditempatkan dalam perang di Ukraina. Dari jumlah itu, sekitar 3.000 di antaranya telah dipindahkan dekat ke garis depan.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dan mitranya dari Korea Selatan Kim Yong-hyun mengecam pengerahan pasukan tersebut dalam sebuah pertemuan di Washington pada hari Rabu.
Langkah Korea Utara untuk menjadikan pasukannya sebagai pihak yang berperang bersama Rusia berpotensi memperpanjang konflik Ukraina yang telah berlangsung selama 2,5 tahun dan menarik pihak lain, kata Austin.
Korea Utara telah memasok senjata ke Rusia termasuk rudal, artileri, dan roket antitank dalam lebih dari 13.000 kontainer sejak Agustus tahun lalu, menurut badan intelijen Korea Selatan. Pihak berwenang Ukraina juga mengatakan beberapa rudal yang ditembakkan Rusia berasal dari Korea Utara.
Pada pertemuan puncak di Pyongyang pada bulan Juni, Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menandatangani perjanjian kemitraan komprehensif yang mencakup pakta pertahanan bersama.
Tonton: Ini Ancaman Amerika Jika Tentara Korea Utara Bergabung dalam Perang Rusia
Baik Moskow maupun Pyongyang tidak secara langsung mengakui pasokan senjata dari Korea Utara atau pengerahan pasukan Korea Utara ke perang Ukraina. Putin mengatakan bagaimana Rusia melaksanakan kemitraannya dengan Korea Utara adalah urusannya sendiri.
Menurut Rusia pada hari Rabu, Menteri Luar Negeri Korea Utara Choe Son Hui akan mengadakan konsultasi strategis di Moskow dengan mitranya dari Rusia Sergei Lavrov.