kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ukraina ajak Rusia gencatan senjata


Sabtu, 21 Juni 2014 / 11:01 WIB
Ukraina ajak Rusia gencatan senjata
ILUSTRASI. Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Selasa 24 Januari 2023. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/rwa.


Sumber: Bloomberg | Editor: Sanny Cicilia

WASHINGTON. Ukraina berjanji menyimpan senjata sampai sepekan mendatang. Waktu gencatan senjata ini akan digunakan untuk bernegosiasi dengan pihak pro-Rusia.

Dalam situs resmi pemerintah, Presiden Petro Proshenko meminta Ukraina melakukan gencatan senjata sejak Jumat pukul 10 pagi hingga 27 Juni. Poroshenko akan menggunakan waktu mengunjungi daerah-daerah perbatasan timur yang banyak separatis.  

Aksi yang dilakukan Ukraina ini sejatinya merupakan ultimatum. Ukraina pede menyimpan senjata sementara karena negara barat berjanji menjatuhkan sanksi lebih berat pada Rusia. 

Menteri Dalam Negeri Ukraina mengatakan, akan menandatangani kesepakatan dengan petinggi Uni Eropa tanggal 27 untuk memperkuat bantuan. Ukriana juga berjanji membalas keras pemberontak yang tidak menurunkan senjata. 

Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama, Kanselir Jerman Angela Merkel, dan Presiden Prancis pada Jumat, secara terpisah mengatakan, Rusia harus mengambil langkah signifikan untuk mengurangi ketegangan, atau bersiap menghadapi sanksi lebih berat.

Sanksi ini akan memukul akses Rusia ke pasar keuangan global, hingga sektor militer dan teknologi. AS dan Uni Eropa sebelumnya sudah menjatuhkan sanksi untuk orang-orang dan korporasi yang dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

AS dan Uni Eropa mempertimbangkan bantuan untuk Ukraina setelah Rusia mengirim 10 tank tambahan untuk para pemberontak di perbatasan. Putin sebelumnya mengatakan, sudah menarik tentara ke barak Rusia. Namun, Jurubicara Putin, Dmitry Peskov mengatakan pada kantor berita setempat, hanya menukar tentara untuk memperkuat keamanan perbatasan.

Kremlin tampaknya enggan serta merta memenuhi ultimatum ini. Dalam situs resmi pemerintah, Rusia mengatakan, bahan dasar Ukraina menawarkan negosiasi sangat kurang.


Berita Terkait



TERBARU

[X]
×