Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - BUCHA. Pemerintah Ukraina meyakini ada indikasi kejahatan perang yang dilakukan oleh Rusia setelah ratusan mayat sipil ditemukan di kota Bucha, sekitar 37 km dari ibukota Kiev.
Wakil walikota Bucha, Taras Sapravskyi, mengatakan 50 dari sekitar 300 mayat yang ditemukan di kota tersebut adalah korban pembunuhan di luar proses hukum yang dilakukan oleh pasukan Rusia.
Tragedi ini juga telah dikonfirmasi oleh Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky. Dia mengatakan Barat akan memberlakukan serangkaian sanksi baru terhadap Rusia, tetapi dia mengatakan itu tidak cukup.
"Ratusan orang tewas. Warga sipil disiksa dan dieksekusi. Mayat ada di jalanan. Bahkan mayat berserakan seperti ranjau," katanya.
Baca Juga: Seperti Tahun 1937, Vladimir Putin Buka Hotline untuk Melaporkan Pengkhianat
Dilansir dari Reuters, beberapa mayat ditemukan dalam kondisi diikat dan ditembak dari jarak dekat. Ratusan mayat ditemukan berserakan di Bucha beberapa saat setelah pasukan Rusia menarik diri dari Kiev.
Pada hari Minggu (3/4), Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa semua foto dan video yang diterbitkan oleh Ukraina terkait kondisi Bucha adalah bentuk provokasi.
Dalam pernyataan resminya, kementerian menegaskan tidak ada penduduk Bucha yang mengalami kekerasan di tangan pasukan Rusia.
Dugaan adanya pembantaian dan genosida langsung menyulut reaksi dari para pemimpin dunia. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menggambarkan munculnya foto dan video kekejaman yang beredar sebagai pukulan keras di perut yang sangat menyakitkan.
Sementara Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres menyerukan adanya penyelidikan independen secepat mungkin.
Baca Juga: Cara Warga Ukraina Lawan Pasukan Rusia: Beri Makanan dan Alkohol yang Diracun
Dari Jerman, Kanselir Olaf Scholz mengatakan bahwa sekutu Barat akan menyetujui sanksi lebih lanjut dalam beberapa hari mendatang.
Jaksa Ukraina mengatakan mereka membutuhkan lebih banyak waktu untuk mengetahui tingkat kejahatan yang terjadi di Bucha, Irpin dan Hostomel. Jaksa Agung, Iryna Venedyktova, menegaskan bahwa pihaknya baru bisa memasuki ketiga kota itu pada hari Minggu setelah pasukan Rusia pergi.
"Kami perlu bekerja dengan para saksi. Orang-orang saat ini sangat tertekan sehingga mereka secara fisik tidak dapat berbicara," kata Venedyktova.
Kepada Reuters, Venedyktova menjelaskan bahwa ada 140 mayat yang telah diperiksa sejauh ini. Tetapi, dia akan meminta kementerian kesehatan untuk menyediakan sebanyak mungkin ahli forensik ke rumah sakit lapangan di wilayah Kiev.