Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Serangan pesawat tak berawak yang membakar pangkalan udara Rusia ketiga menunjukkan kemampuan baru Ukraina untuk menembus ratusan kilometer ke Rusia dengan serangan di dua pangkalan udara sebelumnya.
Pejabat di kota Kursk Rusia, sekitar 90 km (60 mil) utara perbatasan Ukraina, merilis gambar asap hitam di atas lapangan terbang setelah serangan terbaru pada hari Selasa. Gubernur mengatakan sebuah tangki penyimpanan minyak telah terbakar tetapi tidak ada korban jiwa.
Pada hari Senin, Rusia mengatakan telah dihantam ratusan kilometer dari Ukraina oleh apa yang dikatakannya adalah drone era Soviet - di pangkalan udara Engels, rumah bagi armada pembom strategis Rusia, dan di Ryazan, beberapa jam berkendara dari Moskow.
Baca Juga: Lagi, Lapangan Udara Ketiga Rusia Terbakar dalam Serangan Pesawat Tak Berawak
Ukraina tidak secara langsung mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu tetapi tetap merayakannya.
Pada Selasa malam, sirene terdengar di lapangan terbang di Engels, lapor kantor berita pemerintah Rusia, mengutip wakil pertama dari administrasi distrik.
Di Washington, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengulangi tekad negaranya untuk menyediakan peralatan yang dibutuhkan Ukraina untuk mempertahankan diri sambil mengatakan bahwa hal itu tidak mendorong atau memungkinkan Ukraina untuk menyerang di dalam Rusia.
Anggota parlemen AS setuju untuk memberikan bantuan keamanan tambahan kepada Ukraina setidaknya $800 juta tahun depan.
Baca Juga: Meski Melambat, DBS Ramal Pertumbuhan Ekonomi RI Tahun 2023 Tetap Capai 5%
Kementerian pertahanan Rusia mengatakan tiga tentara tewas dalam serangan di Ryazan. Meskipun serangan itu menyerang sasaran militer, itu mencirikannya sebagai terorisme dan mengatakan tujuannya adalah untuk melumpuhkan pesawat jarak jauhnya.
Ukraina tidak pernah secara terbuka mengakui tanggung jawab atas serangan di dalam Rusia. Ditanya tentang serangan itu, Menteri Pertahanan Oleskiy Reznikov mengulangi lelucon lama yang menyalahkan kecerobohan dengan rokok. "Sangat sering orang Rusia merokok di tempat yang dilarang untuk merokok," katanya.
Negara tetangga Belarusia, sekutu dekat Rusia, berencana memindahkan peralatan dan pasukan militer pada Rabu dan Kamis untuk memeriksa tanggapannya terhadap terorisme, lapor kantor berita negara BelTA, menambahkan bahwa senjata tiruan akan digunakan untuk pelatihan.
Ukraina selama berbulan-bulan menyuarakan kekhawatiran bahwa Belarusia dan Rusia dapat merencanakan serangan bersama melintasi perbatasan utara Ukraina, meskipun Belarusia mengatakan tidak akan memasuki perang.