CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.925   -31,00   -0,20%
  • IDX 7.137   -77,78   -1,08%
  • KOMPAS100 1.092   -10,78   -0,98%
  • LQ45 871   -4,94   -0,56%
  • ISSI 215   -3,31   -1,52%
  • IDX30 446   -2,03   -0,45%
  • IDXHIDIV20 539   -0,53   -0,10%
  • IDX80 125   -1,22   -0,96%
  • IDXV30 135   -0,43   -0,32%
  • IDXQ30 149   -0,44   -0,29%

Uni Eropa Menuding Rusia Sedang Berusaha Memecah Belah Eropa


Jumat, 11 Februari 2022 / 14:01 WIB
Uni Eropa Menuding Rusia Sedang Berusaha Memecah Belah Eropa
ILUSTRASI. Bendera Uni Eropa.


Sumber: The Straits Times | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - BRUSSELS. Uni Eropa pada hari Kamis (10/2) menuduh Rusia sedang berusaha memecah belah Eropa di tengah konfliknya dengan Ukraina. Rusia diketahui telah menghubungi para anggota Uni Eropa dan meminta mereka menyatakan sikap terkait keamanan internasional.

Dilansir dari The Straits Times, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borell mengatakan, ia telah menanggapi surat yang dikirim Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov ke beberapa negara Eropa.

Jika negara-negara tujuan merespons dengan pandangan yang berbeda, besar kemungkinan akan ada perbedaan pendapat juga mengenai respons Uni Eropa terhadap masalah keamanan Ukraina dan sekitarnya.

Baca Juga: Joe Biden Meminta Seluruh Warga AS untuk Meninggalkan Ukraina

"Uni Eropa memiliki kebijakan luar negeri dan keamanan yang sama, dan tujuan kami adalah bersatu dalam semua masalah yang menjadi kepentingan bersama. Termasuk mengkoordinasikan balasan surat, seperti yang diminta," ungkap Borell.

Melalui surat resmi kenegaraan, Lavrov meminta agar negara-negara yang dia dekati menjawab atas nama mereka sendiri dan bukan nama Uni Eropa.

Di sisi lain, Borell bersikeras bahwa anggota Uni Eropa harus memutuskan bagaimana mereka ingin merespons. Langkah Rusia ini dianggapnya bisa memecah belah Uni Eropa.

Baca Juga: Bank Sentral Eropa Ajak Semua Bank Bersiap Menghadapi Serangan Siber dari Rusia

"Hanya mereka yang tertarik memecah belah kita, yang akan mempertanyakan keputusan seperti itu," lanjut Borell.

Saat ini para pemimpin negara-negara Barat masih terus menjalin pembicaraan intensif dengan Rusia dengan harapan bisa mencegah upaya invasi ke Ukraina, yang sebenarnya masih dalam tahap kekhawatiran saja.

Rusia sudah berulang kali membantah tuduhan invasi. Sebaliknya, Rusia justru meminta jaminan keamanan dari NATO yang saat ini juga mulai menumpuk militer di sekitar Rusia.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×