kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Unik! Singapura ujicoba aplikasi smartphone yang tawarkan pemeriksaan kesehatan mini


Rabu, 24 Februari 2021 / 13:00 WIB
Unik! Singapura ujicoba aplikasi smartphone yang tawarkan pemeriksaan kesehatan mini


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Setiap pagi sebelum bekerja di lokasi konstruksi Singapura, Gunasekar Udayakumar, 41 tahun, memeriksakan tanda-tanda vital kesehatannya, tanpa pergi ke klinik, atau bahkan menemui perawat.

Yang ia butuhkan hanyalah ponsel cerdasnya, yang hanya dalam 45 detik dapat menunjukkan hasil perhitingan detak jantung, kadar oksigen, dan bahkan tingkat stresnya.

Aplikasi itu juga bisa memberi tahu dia apakah dia harus ke dokter atau tidak.

Aplikasi, yang dikembangkan oleh startup Singapura Nervotec, dianggap oleh perusahaan konstruksi Kajima sebagai garis pertahanan pertama melawan wabah virus corona lainnya di Singapura.

Reuters memberitakan, Singapura berupaya keras menutup rapat-rapat masuknya infeksi tersebut dan ingin menghindari terulangnya kejadian tahun lalu, di mana serangkaian infeksi muncul di asrama pekerja migran.

Baca Juga: Lelah juga gejala Covid-19, kenali perbedaan dengan kelelahan biasa

Staf Kajima di berbagai lokasi telah menggunakan aplikasi tersebut sejak Desember sebagai bagian dari program yang diprakarsai oleh pemerintah yang menyediakan teknologi tahap uji coba bagi perusahaan untuk membantu mereka menyesuaikan diri dengan norma era pandemi baru.

Aplikasi ini menawarkan diagnosis kondisi kesehatan pengguna, hanya mengandalkan kamera smartphone yang dapat mengukur detak jantung dengan mendeteksi perubahan dalam reflektifitas cahaya pada kulit pengguna di antara detak jantung berdasarkan aliran darah.

Baca Juga: Penelitian anyar: Vaksin efektif mengurangi risiko tertular virus corona hingga 85%

Pendiri Nervotec Jonathan Lau mengatakan pemerintah Singapura sangat tertarik dengan teknologi tersebut.

“Kami melihat daya tarik terbesar datang dari penyedia layanan kesehatan, baik swasta maupun publik,” katanya.

Inspirasi awal Lau berasal dari pengalamannya sebagai pilot angkatan udara, saat ia menjalani pemeriksaan rutin.

Dia akhirnya mendirikan perusahaan yang menciptakan perangkat yang dapat dikenakan untuk memantau pilot. Namun saat pandemi melanda, Lau memperluas fokusnya.

Aplikasi ini masih menjalani peninjauan lokal dan Chwee Teck Lim, direktur Institut Inovasi dan Teknologi Kesehatan Universitas Nasional Singapura, mengatakan bahwa itu bisa berdampak besar jika disetujui oleh regulator.

“Apa yang diusulkan Nervotec berpotensi menjadi pengubah permainan,” kata Lim kepada Reuters.

Selanjutnya: Direktur WHO Eropa menyebut pandemi corona akan berakhir awal 2022




TERBARU

[X]
×