Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
China jelas menyuarakan kemarahan atas tindakan AS tersebut. Mereka menyangkal pelanggaran HAM di Xinjiang dan menuduh AS menggunakan "dalih yang dibuat-buat untuk campur tangannya".
"Langkah-langkah kontra-terorisme dan deradikalisasi di Xinjiang bertujuan untuk membasmi ekstremisme dan terorisme yang tumbuh subur," kata Kedutaan Besar China di Washington lewat akun Twitter-nya, Rabu (9/10), seperti dilansir Channelnewsasia.com.
"Mereka (langkah-langkah kontra-terorisme dan deradikalisasi) sejalan dengan hukum China dan praktik internasional, dan didukung oleh semua 25 juta orang dari berbagai kelompok etnis di Xinjiang," sebut Kedutaan Besar China.
Baca Juga: Pembatasan visa, tindak lanjut AS soal penyiksaan kaum Muslim bikin China murka
Kebijakan pembatasan visa keluar selang beberapa jam setelah China mengeluarkan protes atas tindakan Departemen Perdagangan AS, yang memasukkan 28 perusahaan Tiongkok, termasuk Hikvision, Megvii Technology, dan SenseTime, dalam daftar hitam. AS menuduh mereka terlibat pelanggaran HAM di Xinjiang.
Kelompok-kelompok hak asasi menyatakan, lebih dari 1 juta warga Uighur dan muslim lainnya ditahan di jaringan kamp yang luas di Xinjiang, yang bertujuan menghomogenkan penduduk untuk mencerminkan budaya Han mayoritas China.