kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Vaksin Covid-19 Covaxin buatan India kantongi persetujuan penggunaan darurat WHO


Kamis, 04 November 2021 / 08:05 WIB
Vaksin Covid-19 Covaxin buatan India kantongi persetujuan penggunaan darurat WHO
ILUSTRASI. WHO mengumumkan bahwa mereka telah memberikan persetujuan penggunaan darurat untuk vaksin COVID-19 buatan India. REUTERS/Adnan Abidi


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - BENGALURU. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu (3/11/2021) mengumumkan bahwa mereka telah memberikan persetujuan penggunaan darurat untuk vaksin COVID-19 buatan Bharat Biotech asal India. Langkah ini membuka jalan agar vaksin itu diterima sebagai vaksin yang valid di banyak negara miskin.

Melansir Reuters, WHO menuliskan tweet bahwa tim penasihat teknisnya telah memutuskan bahwa manfaat dari vaksin, yang dikenal sebagai Covaxin, secara signifikan lebih besar daripada risikonya dan memenuhi standar WHO untuk perlindungan terhadap COVID-19.

Keputusan ini sebelumnya telah ditunda karena tim penasihat WHO mencari klarifikasi tambahan dari Bharat Biotech sebelum melakukan penilaian risiko-manfaat akhir untuk penggunaan global vaksin.

Tim Ahli Imunisasi Strategis WHO juga merekomendasikan penggunaan Covaxin dalam dua dosis, dengan interval empat minggu, pada kelompok usia 18 tahun ke atas. Rekomendasi ini sejalan dengan panduan perusahaan.

Baca Juga: BPOM izinkan vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 6-11 tahun, begini anjuran KPAI

Covaxin diberi otorisasi penggunaan darurat di India pada bulan Januari bahkan sebelum penyelesaian uji coba tahap akhir, yang kemudian menemukan bahwa suntikan itu 78% efektif terhadap COVID-19 yang parah.

Keputusan WHO ini diharapkan dapat membantu jutaan orang India yang telah menerima Covaxin untuk bepergian ke luar negeri.

Sugathan PR mengatakan dia sangat senang mendengar berita itu. Sugathan terjebak di sebuah desa di India selatan selama sembilan bulan dan tidak dapat kembali ke pekerjaannya di Arab Saudi.

"Saya sangat lega dengan perkembangannya karena persetujuan WHO membuat saya tidak perlu lagi mendapatkan vaksin lokal di Arab Saudi," kata Sugathan kepada Reuters.

Baca Juga: Vaksin Sinovac boleh untuk usia 6-11 tahun, kenali lagi efek sampingnya

Sugathan menambahkan bahwa dia berencana berangkat ke Dubai pada hari Minggu dalam perjalanan ke Saudi. 

Daftar penggunaan darurat akan memungkinkan Bharat Biotech untuk mengirimkan Covaxin ke negara-negara yang bergantung pada panduan WHO untuk keputusan peraturan mereka.

Berbagi dengan dunia

Persetujuan WHO juga dapat membuka jalan bagi India untuk memberikan pasokan vaksin COVID-19 dalam upaya berbagi vaksin global COVAX, yang dipimpin bersama oleh WHO dan bertujuan untuk memberikan akses yang adil ke suntikan untuk negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Prosedur daftar merupakan prasyarat untuk pasokan vaksin COVAX dan memungkinkan negara-negara untuk mempercepat persetujuan peraturan mereka sendiri untuk mengimpor dan mengelola suntikan COVID-19, kata WHO dalam pernyataannya.

Sebelum membatasi pengiriman vaksin ke luar negeri pada bulan April, India telah menyumbangkan atau menjual lebih dari 66 juta dosis COVID-19, termasuk Covaxin.

Bharat Biotech mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah mendirikan manufaktur Covaxin untuk mencapai kapasitas tahunan 1 miliar dosis pada akhir 2021, dengan kegiatan transfer teknologi sedang berlangsung dengan perusahaan di India dan di tempat lain.

Baca Juga: Amerika Serikat menyetujui vaksin Pfizer untuk anak di atas 5 tahun

"Penting bagi Bharat Biotech untuk meningkatkan kapasitas produksinya guna memenuhi peningkatan permintaan negara lain setelah persetujuan ini," kata Prashant Khadayate, analis farmasi di GlobalData.

Menurut Pusat Intelijen Farmasi GlobalData, Covaxin adalah vaksin terpopuler kedua setelah Covishield sebagai bagian dari upaya vaksinasi COVID-19 di India.

"Persetujuan darurat WHO akan semakin meningkatkan kredibilitas Covaxin dan akan meningkatkan kemampuan penelitian asli kami di tingkat global. Selain itu, kami dapat melihat peningkatan penetrasi penggunaan Covaxin di negara lain," tambah analis Khadayate.

Perusahaan yang berbasis di Hyderabad, yang mengembangkan Covaxin dengan badan penelitian negara bagian India, mulai berbagi data dengan WHO pada awal Juli.

Vaksin Bharat Biotech adalah vaksin ketujuh yang mendapatkan dukungan WHO. Berikut daftar vaksin COVID-19 yang sudah mendapatkan izin penggunaan darurat dari WHO:

1. Vaksin Pfizer
2. Vaksin Moderna
3. Vaksin AstraZeneca
4. Vaksin Johnson & Johnson 
5. Vaksin Sinovac Biotech 
6. Vaksin Sinopharm
7. Vaksin Covaxin

Selanjutnya: Amerika Serikat memobilisasi vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 5-11 tahun



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×