Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - LONDON. Magnum Ice Cream Company resmi melantai di bursa Amsterdam pada Senin (8/12/2025) dengan valuasi sekitar 7,8 miliar euro atau US$ 9,1 miliar, lebih rendah dari prediksi analis.
Harga saham yang dibuka mendatar di kisaran 12,8 euro mencerminkan keraguan investor terhadap prospek produk manis Magnum di tengah tren hidup sehat yang makin kuat.
Sebagai perusahaan es krim mandiri terbesar di dunia setelah dipisahkan dari Unilever, debut Magnum tertekan aksi keluar dana indeks dan kekhawatiran bahwa permintaan produk indulgence seperti Cornetto dan Ben & Jerry’s akan tergerus obat penurun berat badan GLP-1 serta kampanye kesehatan pemerintah AS.
Baca Juga: Resmi Pisah dari Unilever, Magnum Ice Cream Segera Melantai di Bursa
Analis menyebut regulasi makanan tak sehat dan perubahan gaya hidup menjadi hambatan bagi pertumbuhan bisnis ini.
“Sentimennya bergeser ke pola hidup sehat,” ujar Jack Martin dari Oberon Investments.
Harga acuan yang ditetapkan sebelum IPO memberi valuasi sekitar delapan kali proyeksi EBITDA 2025, jauh di bawah perkiraan Barclays yang menempatkan valuasi di kisaran 10,1–10,8 miliar euro dengan harga saham lebih dari 20 euro.
Dibanding pesaing seperti Nestlé, Hershey, dan Mondelez yang rata-rata diperdagangkan di 13,6 kali EBITDA, valuasi Magnum tercatat diskon 41%.
Froneri, pesaing utama Magnum bahkan baru memperoleh valuasi 15 miliar euro. Magnum sendiri mengklaim menguasai 21% pasar es krim global senilai US$ 87 miliar, unggul atas pangsa 11% milik Froneri.
Baca Juga: Laba Campina Ice Cream (CAMPI) Turun 20,55% per Kuartal III-2025
Analis menilai harga referensi yang rendah sengaja dipatok agar saham lebih menarik bagi investor baru, sekaligus meminimalkan risiko kejatuhan harga. Namun, permintaan yang terbatas, biaya pemisahan dari Unilever, serta ketiadaan dividen pada 2026 diduga menekan minat pasar.
Tantangan Manajemen dan Masa Depan Magnum
CEO Magnum, Peter ter Kulve, menjanjikan perusahaan yang lebih lincah dan fokus setelah lepas dari Unilever, yang selama ini menanggung kompleksitas rantai dingin bisnis es krim.
Meski begitu, analis menilai kinerja Magnum ke depan masih perlu dibuktikan, terlebih karena pola penjualan es krim sangat bergantung cuaca dan preferensi konsumen.
Investor Unilever otomatis menerima satu saham Magnum untuk setiap lima saham yang mereka miliki, sehingga diperkirakan akan terjadi aksi jual alami sebelum kepemilikan stabil.
Baca Juga: Magnum Resmi Pisah dari Unilever, Siap Melantai di Amsterdam, London, dan New York
Saham Magnum juga belum memenuhi syarat masuk indeks besar seperti FTSE, sementara Unilever yang masih memegang 19,9% sahamnya turun tipis 0,5%.
Magnum juga mewarisi isu sensitif dengan Ben & Jerry’s, yang kerap berselisih dengan Unilever terkait sikap politik dan etika, termasuk soal perang Gaza.
Ben & Jerry’s menyumbang omzet 1,1 miliar euro atau sekitar 14% pendapatan Magnum,jauh lebih besar porsinya dibanding ketika masih berada dalam struktur Unilever.
Baca Juga: Unilever Usulkan Peter ter Kulve Jadi CEO Unit Es Krim yang Akan IPO
Dengan valuasi tertekan dan berbagai tantangan operasional, perjalanan Magnum sebagai perusahaan publik diperkirakan tidak mulus. Bagi investor, kisah Magnum kini menjadi show me story, butuh bukti nyata sebelum kepercayaan penuh diberikan.













