Sumber: New York Times | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JENEWA. Seorang pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mengutarakan keprihatinannya dengan pelonggaran tindakan pencegahan yang dimaksudkan untuk menghentikan penyebaran virus corona. Pasalnya, saat ini muncul varian yang paling menular.
Itu sebabnya, WHO desak orang yang divaksinasi penuh untuk terus memakai masker dan terus mengambil langkah-langkah lain untuk mencegah infeksi.
Di sisi lain, melansir New York Times, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), mengatakan kepada warga Amerika yang divaksinasi penuh pada Mei bahwa mereka tidak lagi perlu memakai masker di dalam ruangan atau menjaga jarak 1,8 m dari orang lain. Badan tersebut juga melonggarkan sarannya tentang pengujian dan karantina setelah diduga terpapar virus.
Ditanya pada hari Senin (28/6/2021) tentang peringatan baru yang diungkapkan oleh WHO, seorang juru bicara CDC menunjuk pada pedoman yang ada dan tidak memberikan indikasi bahwa hal itu akan berubah.
Baca Juga: Kontak erat, ini waktu yang tepat untuk tes antigen atau PCR Covid-19
Bentuk virus yang sangat menular, yang disebut varian Delta, pertama kali terdeteksi di India dan telah diidentifikasi di setidaknya 85 negara. Di Amerika Serikat, di mana prevalensinya meningkat dua kali lipat dalam dua minggu terakhir, varian ini bertanggung jawab atas satu dari setiap lima kasus Covid-19.
Dr Anthony Fauci, dokter penyakit menular terkemuka AS, menyebutnya sebagai "ancaman terbesar" dalam upaya pemerintah AS menghilangkan virus di negara itu.
"Munculnya varian baru membuat situasi semakin mendesak bahwa kita harus menggunakan semua alat yang kita miliki untuk mencegah penularan, termasuk penggunaan yang konsisten dari vaksinasi dan kesehatan masyarakat serta tindakan sosial," kata Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, direktur jenderal WHO dalam jumpa pers, Jumat pekan lalu.
Baca Juga: Apakah vaksin Covid-19 China efektif terhadap varian Delta?