kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Venezuela: Kami tak bisa lagi membayar utang!


Jumat, 03 November 2017 / 15:37 WIB
Venezuela: Kami tak bisa lagi membayar utang!


Sumber: money.cnn | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - CARACAS. Presiden Venezuela Nicolas Maduro pada akhirnya mengakui bahwa pemerintahannya tidak mampu membayar utang-utang negaranya yang menggunung.

Dalam siaran televisi pada Kamis (2/11), Maduro mengatakan bahwa Venezuela dan perusahaan minyak milik negara PDVSA, akan mencari jalan untuk melakukan restrukturisasi pembayaran utang mereka.

Informasi saja, PDVSA telah melakukan pembayaran senilai US$ 1,1 miliar pada Kamis. Jumlah tersebut terbilang besar bagi negara yang cadangan devisanya hanya tinggal US$ 10 miliar. "Namun setelah pembayaran, mulai hari ini, saya mengumumkan refinancing dan restrukturisasi utang eksternal," papar Maduro.

Seperti yang diketahui, Venezuela sudah terjungkal ke dalam krisis kemanusiaan yang mendalam, di mana rakyatnya kekurangan bahan pangan dan obat-obatan. Banyak dari mereka yang tidak mampu membeli bahan-bahan dasar karena harganya yang meroket. Selain itu, mata uang bolivar terus melemah dan hanya setara dengan sepersepuluh penny AS.

Jika pemerintahan Maduro tidak berhasil mencapai kesepakatan baru dengan para pemegang obligasi terkait restrukturisasi utang, maka dapat dikatakan negara ini default.

Jika default terjadi, hal itu akan menyebabkan serangkaian kejadian yang buruk.

Misalnya saja, investor di AS dan negara lain dapat menguasai minyak Venezuela sebagai jaminan.

Padahal, minyak merupakan sumber utama pendapatan pemerintah dan hanya minyaklah satu-satunya jalan untuk membeli makanan dan obat-obatan bagi 30 juta warganya. Karena pemerintah Venezuela tidak mengembangkan dengan baik lahan pertaniannya, maka, Venezuela harus mengimpor seluruh makanannya.

Mendapatkan kesepakatan akan jadwal pembayaran utang baru tidak mudah dengan investor Wall Street. Lihat saja Argentina. Pemerintah Argentina harus berjuang keras di pengadilan AS selama 15 tahun untuk mendapatkan jalan keluar atas utangnya yang tidak terbayar.

Selama masa itu, pemerintah Argentina menutup pasar utang internasional, yang mengguncang perekonomian mereka. Warga Argentina menyebut para investor sebagai lintah darat karena mereka membeli obligasi di harga murah dan menuntut pemerintah untuk membayar dengan nilai yang lebih tinggi. Akhirnya, kedua pihak mencapai kesepakatan di awal 2016, tak lama setelah pemerintahan baru Argentina memerintah.

Pengalaman Venezuela di meja negosiasi bisa lebih buruk lagi. Berdasarkan perusahaan riset Capital Economics, semua pihak menilai, Venezuela berutang senilai US$ 65 miliar dalam obligasi yang berdenominasi mata uang asing, mayoritas dalam dollar. Venezuela juga berutang pada China, Rusia, provider jasa minyak, maskapai penerbangan, sejumlah perusahaan lain.

Maduro telah menunjuk Wakil Presiden Tareck El Aissami untuk memimpin upaya restrukturisasi utang. Pada Februari, Departemen Keuangan AS menuduh El Aissami melakukan perdagangan narkoba dan membekukan asetnya di AS El Aissami membantah tuduhan tersebut.

Sementara itu, Maduro dan pejabat lainĀ  di pemerintahannya menyalahkan Presiden Trump atas masalah utang Venezuela setelah Trump memberlakukan sanksi keuangan yang kaku di negara tersebut pada Agustus.



TERBARU

[X]
×