Sumber: money.cnn | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
CARACAS. Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, mengumumkan kebijakan yang terdengar sangat positif. Yakni, upah minimum akan naik 50%.
Namun, banyak pihak yang menilai, kebijakan tersebut tidak akan membantu warga Venezuela biasa. Pasalnya, berdasarkan data Badan Moneter Internasional (IMF), tingkat inflasi negara tersebut sudah meroket 720% pada tahun ini. Seiring melompatnya inflasi, nilai beli mata uang Venezuela semakin kecil dan kecil setiap harinya.
Kenaikan upah ini sebenarnya menggambarkan semakin memburuknya perekonomian Venezuela.
Asal tahu saja, ini merupakan kali ketiga pemerintahan Maduro menaikkan upah minimum pada tahun ini untuk melawan lonjakan inflasi dan melemahnya daya beli mata uang mereka. Harga makanan, obat-obatan, dan barang-barang penting lainnya naik dalam hitungan mingguan bahkan harian.
Kenaikan terakhir menjadikan upah minimum Venezuela berada di level 97,531 bolivar per bulan. Berdasarkan nilai tukar mata uang di situs dolartoday.com, nilai tersebut setara dengan US$ 12,53. Sedangkan nilai tukar mata uang berdasarkan situs resmi pemerintah dinilai overvalued.
Dengan demikian, total upah yang dibawah pulang pekerja -termasuk uang makan- naik menjadi 250.531 bolivar atau US$ 32,19 per bulan.
Sebagai perbandingan, pada saat kenaikan upah minimum pada akhir April lalu, total upah pekerja setara dengan US$ 46,70 per bulan. Ini menjadi tanda bahwa harga barang-barang di toko grosir dan farmasi naik lebih cepat dibanding tingkat upah.
Pengumuman Maduro dilakukan setelah Venezuela mengalami pekan yang mengerikan pada minggu lalu.
Pada Selasa, petugas kepolisian Oscar Perez mencuri helikopter milik pemerintah. Dia lalu menerbangkan helikopter tersebut ke gedung Mahkamah Agung, melemparkan granat, menembakkan senjata, dan menerbangkan helikopter di atas ibukota Caracas selama hampir dua jam.
Kejadian tersebut mengejutkan warga Venezuela. Meski tidak ada satu pun korban di gedung Mahkamah Agung, namun pasukan militer tidak melakukan apapun untuk menghentikan aksi Perez. Pemerintah Venezuela pun menuai kritik. Salah satunya, pemerintah Maduro menggunakan tangan orang lain untuk menangani aksi demonstran. Maduro sendiri mengutuk aksi Perez dan membantah keterlibatannya.