Reporter: Mona Tobing | Editor: Sanny Cicilia
NEW YORK. Mengikuti jejak Mark and Spencer Group Plc, Verizon Communications dan AT&T mencabut iklan mereka di YouTube dan Google.
Verizon dan AT&T menyebut, alasan penarikan iklan mereka lantaran di YouTube dan Google memuat konten berbau ekstrimis. Jurubicara Verizon menjelaskan, keputusan menghentikan iklan di YouTube karena khawatir iklan mereka muncul pada konten yang tidak patut.
Apalagi, saat ini, sistem iklan otomatis Google memungkinkan penempatan iklan perusahaan dalam konten ekstrimis yang berbau terorisme dan kebencian. "Kami prihatin iklan kami muncul pada konten YouTube yang mempromosikan terorisme. Oleh karena itu, kami putuskan untuk menghapus iklan dari platform non pencarian Google hingga Google bisa memastikan hal ini tidak akan terjadi lagi," terang Jurubicara Verizon seperti dikutip Washington Post, Kamis (23/3).
Sebelum perusahaan AS, perusahaan Inggris telah lebih dulu menarik iklan di YouTube. Mereka adalah Marks and Spencer Group dan The Guardian.
Perusahaan dan politisi di Eropa mengkritik pedas Google karena konten YouTube masih menampilkan unsur homophobia atau anti-semitik. Guardian mengeluh kalau iklan mereka kerap muncul bersamaan dengan video white nationalism dan ekstrimisme Islam.
Guardian memutuskan menarik iklannya sejak bulan lalu. Perusahaan lain yang berencana menyusul menarik iklan dari Youtube dan Google adalah Mondelez International Inc.
Jurubicara Mondelez mengatakan pihaknya sedang mencari bukti jika iklan mereka muncul pada konten yang tidak pantas. "Kami masih mengawasi kondisi tersebut dan terus berdiskusi dengan Google dan YouTube terkait masalah ini," ucap Jurubicara perusahaan seperti dikutip Reuters, kemarin.
Hilang pendapatan
Hingga saat ini Google enggan angkat suara terkait penarikan iklan dari korporasi besar. Hanya saja, raksasa teknologi ini dikabarkan berjanji merombak sistem konten iklan.
Google juga memastikan bahwa iklan yang masuk tidak menumpuk. Analis Jackdaw Research Jan Dawson menilai, jika Google tidak segera memperbaiki layanan iklan, mereka akan mengalami kerugian jangka pendek.
Dalam jangka panjang, Google kehilangan kepercayaan klien dalam penempatan iklan otomatis. Sebab, ada kekhawatiran para pengiklan bahwa Google tidak lagi memiliki kontrol atas iklan yang muncul.
Asal tahu saja, YouTube saat ini menjadi mesin pertumbuhan bisnis Google. Pendapatan iklan YouTube mencapai US$ 5,58 miliar pada 2016.
Lembaga riset eMarketer memperkirakan, pendapatan iklan bersih YouTube bisa naik mencapai US$ 7 miliar di tahun ini. Meski begitu, minat iklan di Google diyakini tidak akan berkurang.