Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - HO CHI MINH. Tentara Vietnam mulai terlihat di jalan-jalan Ho Chi Minh City pada Senin (23/8) untuk mengawasi penerapan lockdown Covid-19 di kota yang menjadi pusat bisnis negara tersebut.
Ho Chi Minh telah menjadi episentrum wabah virus corona terburuk sejauh ini selama pandemi di Vietnam. Panic buying terjadi di supermarket di kota berpenduduk 9 juta orang itu selama akhir pekan menjelang penguncian yang lebih ketat.
Tentara pada Senin mulai berjaga dan memeriksa izin warga di jalan-jalan dan mengirimkan makanan.
Pembatasan aktivitas telah diterapkan di Ho Chi Minh sejak bulan lalu namun jumlah infeksi terus melonjak. Pihak berwenang mengatakan, belum ada penegakan pembatasan yang cukup ketat.
Dilansir dari Reuters, Ho Chi Minh telah mencatat total 176.000 infeksi Covid-19 dan 6.670 kematian, sekitar setengah dari keseluruhan kasus di negara Asia Tenggara tersebut.
Baca Juga: WHO tegur Indonesia karena mobilitas di Jawa naik seperti sebelum pandemi
Kementerian Kesehatan Vietnam selama beberapa pekan terakhir mengirim 14.600 dokter dan perawat tambahan ke Ho Chi Minh dan provinsi-provinsi tetangganya untuk mendukung sistem medisnya yang kewalahan.
Untuk mencegah kelebihan kapasitas, para pasien dengan gejala ringan atau tanpa gejala telah diminta untuk melakukan isolasi mandiri di rumah.
Reuters mengabarkan, warga di distrik Kota Phu Nhuan dan Go Vap menerima paket beras, daging, ikan, dan sayuran dari pemerintah.
Sebelumnya, pada Jumat (20/8), Pemerintah Vietnam mengumumkan akan mengirim 130.000 ton beras dari persediaan negara ke Ho Chi Minh serta 23 kota dan provinsi lainnya.
Tahun lalu, Vietnam sempat berhasil menahan laju penyebaran Covid-19 untuk beberapa bulan. Sayangnya, saat ini kondisi mulai memburuk.
Vietnam sejauh ini telah mencatat 348.000 infeksi dan setidaknya 8.277 kematian, dengan mayoritas tercatat dalam wabah yang didorong varian Delta saat ini sejak akhir April lalu
Vaksinasi Covid-19 baru menjangkau sekitar 1,8 juta dari 98 juta orang, atau sekitar 1,8% dari populasi negara itu, jadi salah satu yang terendah di Asia Tenggara.