Sumber: Defense News | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - MELBOURNE. Vietnam terus memperkuat pos-posnya di Laut China Selatan yang disengketakan, dengan peningkatan benteng dan infrastruktur. Meskipun, skala aktivitasnya lebih sederhana dibanding yang China lakukan.
Mengutip Defence News, Senin (1/3), pos untuk sistem pertahanan antipesawat dan pesisir telah Vietnam bangun di atas tanah reklamasi di West Reef dan Pulau Sin Cowe, menurut laporan Asia Maritime Transparency Initiative (AMTI).
"Perangkat lunak kami secara otomatis menganalisis citra satelit dan data geospasial untuk secara otomatis menemukan dan mengklasifikasikan perubahan yang tidak biasa," kata AMTI dalam laporannya.
AMTI menyebutkan, selama dua tahun terakhir, West Reef dan Pulau Sin Cowe mengalami perubahan paling drastis dari semua pos terdepan Vietnam di jajaran Kepulauan Spratly yang disengketakan dengan China.
Baca Juga: Jaga keamanan maritim, Singapura kerahkan 4 kapal patroli laut tak berawak
Laporan AMTI yang bekerjasama dengan Simularity menyebutkan, sebagian besar dari 70 hektare lahan kering di West Reef adalah tanah reklamasi, dengan 26 hektare di Pulau Sin Cowe juga diurug dengan cara yang sama.
Perubahan tersebut termasuk pembangunan beberapa instalasi pertahanan pantai, gedung administrasi, bantalan beton dan bunker, serta struktur menara besar yang mungkin untuk komunikasi sinyal intelijen di West Reef selama dua tahun terakhir.
Sistem artileri pertahanan pantai bergerak
Sementara di Pulau Sin Cowe, terdapat pembangunan serangkaian instalasi di garis pantai utara, termasuk terowongan, benteng pantai, dan bunker, mengacu laporan AMTI.
Itu dalam bentuk bantalan beton melingkar atau setengah lingkaran yang dipasang di jalan pendek ke bunker, dan serupa dengan jenis instalasi yang sebelumnya dibangun di pulau dan terumbu karang yang dikuasai Vietnam lainnya.
Baca Juga: China siapkan latihan militer sebulan penuh di Laut China Selatan
Instalasi tersebut diyakini untuk sistem artileri pertahanan pantai bergerak, yang akan membuat pangkalan China di pulau reklamasi dalam jangkauan.
AMTI juga mencatat, Vietnam melakukan peningkatan kecil ke pulau-pulau lain di bawah kendalinya selama dua tahun terakhir, termasuk bangunan baru dan kubah yang diyakini menjadi tempat sistem penginderaan atau komunikasi, di Pearson Reef, Namyit, dan Kepulauan Spratly.
Vietnam dan China termasuk di antara enam negara Asia Tenggara dengan klaim yang bersaing atas sebagian atau semua Kepulauan Spratly dan Paracel yang berpotensi kaya sumber daya di Laut China Selatan.
Kedua negara telah vokal dan proaktif dalam memperkuat klaim mereka.
Sedang China telah mereklamasi dan membangun pangkalan yang luas di beberapa pulau yang mereka klaim, termasuk fasilitas pelabuhan dan lapangan udara yang luas di beberapa tempat, serta fasilitas militer yang lebih kecil di tempat lain.